Senin, 30 Juni 2014

JUMLAH TAKBIR DAN ANGKAT TANGAN DALAM SHALAT IED




                                        JUMLAH TAKBIR DAN ANGKAT TANGAN
                                                       DALAM SHALAT IED
Oleh : H. Sufriadi Hasan Basri BA*

A. JUMLAH TAKBIR DALAM SHALAT IED ( IDUL FITHRI dan IDUL ADHA )

Berdasarkan hadits-hadits nabi Muhammad saw, maka jumlah takbir dalam shalat Idul Fihtri dan Idul Adha adalah :

            7 (tujuh) takbir pada rak’at pertama
            5 (lima) takbir pada rak’at kedua

Ini berdasarkan hadits nabi Muhammad saw yang berbunyi :

عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جدّه : أنَّ النبيَّ ص م كَبَّرَ فِي عِيدٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ تَكْبِيرَةً, فِي الأولَى سَبعًا وَخَمْسًا فِي الآخِرَة. وَلَمْ يُصَلِّ قَبْلَهَا وَلاَ بَعْدَهَا.   رَوَاه أحمَد وابنُ مَاجَه
وقَالَ أحمد : أنا أذهب إلى هذا.  الحديث رقم 1286 من كتاب نيل الأوطار للإمام الشوكاني
  
Artinya : Dari Amru bin Syuaib dari ayah dan dari datuknya, bahwa Nabi saw bertakbir 12 kali, yaitu tujuh kali pada rak’at pertama, dan lima kali pada rak’at kedua, dan tidak ada shalat (lain) sebelum dan sesudahnya. HR Ahmad dan Ibnu Majah
Dalam kitab Terjemahan Nailul Authar jilid 3 halaman 978

وفِي رِوَاية قال : قال النبيَّ ص م : التَّكْبِيْرُ فِي الفِطْرِ سَبْعٌ فِي الأولَى وَخَمْسٌ فِي الآخِرَة,
 والقِرَاءةُ بَعْدَهُمَا كِلْتَيْهِمَا  - رَوَاه أبو دود والدار قطني –
الحديث رقم 1286 من كتاب نيل الأوطار للإمام الشوكاني

Artinya : Dan dalam satu riwayat ia berkata : Nabi saw bersabda : Takbir shalat idul Fithri itu tujuh kali dirak’at pertama dan lima kali pada rak’at kedua, dan membaca (al fatihah) sesudah keduanya (takbir-takbir itu) HR Abu Daud dan Daruqutni.
Dalam kitab Terjemahan Nailul Authar jilid 3 halaman 978 dan 979

عن عمرو بن عوف المزني ر ض  أنَّ النبيَّ ص م كَبَّرَ فِي العِِِيْدَيْنِ فِي الأولَى سَبعًا قَبْلَ القِرَاءةِ فِي الثانية خمسًا قَبْلَ القِرَاءةِ  - رواه الترمذي

الحديث رقم 1287 من كتاب نيل الأوطار للإمام الشوكاني


Artinya : Dari Amru bin Auf al Muzanni bahwa Nabi saw dalam dua hari raya itu takbir 7 kali sebelum membaca (al fatihah) dan 5  kali sebelum membaca (al fatihah). HR Turmuzi
Dan ia berkata : Ini sebaik-baik hadits dari nabi saw dalam bab ini
Dalam kitab Terjemahan Nailul Authar jilid 3 halaman 979

Dari kedua hadits diatas dapat diambil kesimpulan bahwa :
  1. Jumlah rak’at Idul Fihtri dan Idul Adha adalah 2 (dua) rak’at
  2. Jumlah takbir pada rak’at pertama adalah 7 (tujuh) takbir
  3. Jumlah takbir pada rak’at kedua adalah 5 (lima) takbir
  4. Takbir-takbir tersebut dilakukan sebelum qiraah (membaca al Fatihah)
  5. Jumlah takbir-takbir tersebut adalah diluar takbiratul ihram dan takbir intiqal, karena keduanya adalah rukun-rukun shalat (yang biasa).


* Ketua Majlis Tarjih  PDM Kota Binjai dan Wakil Pimpinan Pesantren Muhammadiyah Kwala Madu,
   serta anggota Komisi Fatwa MUI Binjai


B. APAKAH DILAKUKAN ANGKAT TANGAN PADA SETIAP TAKBIR-TAKBIR TERSEBUT?

Kalau difahami kedua hadits diatas, maka tidak dijumpai dalil atau nash yang menunjukkan angkat tangan. Karena dalam hadits-hadits tentang shalat, kalau disuruh angkat tangan harus dengan dalilnya. Seperti hadits-hadits dibawah ini.

عن أبي هريرة قال : كان رسول الله ص م إذا قام إلى الصلاة رفع يديه مدًّا – رواه الخمسة إلاّ ابن ماجه
عن وائل بن حجر  أنّه رأى رسول الله ص م يرفع يديه مع التكبيرة - رَوَاه أحمَد و أبو دود -

عن نافع أنّ ابن عمر ر ض كان إذا دخل في الصلاة كبّر و رفع يديه وإذا ركع رفع يديه و إذا قال سمع الله لمن حمده رفع يديه وإذا قام من الركعتين رفع يديه. ورفع ذلك ابن عمر إلى النبيّ ص م.  رواه البخاري والنسائي و أبو دود -

Dari contoh-contoh hadits diatas, dan banyak lagi hadist-hadits lainnya, maka jelaslah bahwa para sahabat kalau dilihatnya nabi Muhammad saw mengangakat tangannya dalam bertakbir, mereka menggunakan istilah  رفع يديه atau  يرفع يديه
Sedangkan dalam hadits-hadits yang menjelaskan takbir-takbir shalat Ied, tidak disebutkan disana kedua istilah diatas.
Maka dapat disimpulkan bahwa dalam takbir-takbir shalat Ied (Idul Fithri dan Idul Adha) tidak mengangkat tangan.

Demikianlah makalah singkat ini dapat kami sampaikan, dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Marilah kita bahas persoalan ini dengan teliti dan tekun untuk mencari kebenaran.

                                                Pesantren Kwala Madu, 01 September 2011

                                                                 Penyusun Makalah

                                                              H. Sufriadi Hasan Basri BA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar