Jumat, 27 Juni 2014

HUKUM QURBAN



HUKUM QURBAN*
OLEH : H. SUFRIADI HASAN BASRI**

ARTI ETIMOLOGI (BAHASA) DAN THERMINOLOGI (ISTILAH)
Dari segi bahasa, “qurban” berasal dari kata qaraba yaqrabu qurban yang artinya dekat, mendekatkan diri. Karena tujuannya adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt dengan cara menyembelih hewan tertentu.
Dari segi therminologi (istilah) adalah cara mendekatkan diri kepada Allah swt dengan menyembelih hewan tertentu.

A.  FADHILAH QURBAN

Banyak sekali hadits-hadits nabi yang menjelaskan tentang fadhilah-fadhilah qurban.

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدِّمَشْقِىُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نَافِعٍ حَدَّثَنِى أَبُو الْمُثَنَّى عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلاً أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلاَفِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا ».

Dari Aisyah Ra bahwa nabi saw bersabda : Tidak ada amal anak Adam (manusia) pada hari Nahr yang lebih dicintai Allah azza wa jalla dari menumpahkan darah (qurban), karena dia akan datang pada hari kiamat (menjadi saksi) dengan tanduknya, kukunya dan bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah itu sudah sampai kepada Allah ditempat itu sebelum dia jatuh ketanah, maka baikkanlah niatmu. HR Ibnu Majah dan Baihaqi

Maksudnya tanduk, kuku dan bulunya akan menjadi saksi nanti dihadapan Allah swt bahwa yang bersangkutan orang yang taat kepada Allah dan mau mengorbankan sebagian hartanya di jalan Allah.

أخبرنا أبو بكر بن الحارث الفقيه ، أنا أبو محمد بن حيان ، نا محمد بن يحيى المروزي ، نا عاصم بن علي ، نا سلام بن مسكين ، عن عائذ الله ، عن أبي زيد بن أرقم قال : قالوا : يا رسول الله هذا الأضحى ما هو ؟ ، قال : « سنة أبيكم إبراهيم عليه السلام » ، قالوا : ما لنا منه ؟ ، قال : « بكل شعرة حسنة » ، قالوا : والصوف ؟ ، قال : « بكل شعرة » . يعني : حسنة

Dari Abi Zaid bin Arqam dia berkata : Mereka (para sahabat) bertanya : Ya rasulullah apa makna qurban ini ? Rasul menjawab : Sunnah ayah kalian Ibrahim as. Mereka (para sahabat) bertanya lagi : Apa yang kami dapatkan dari padanya ? Rasul menjawab : Dari setiap bulunya mendapat pahala. Mereka (para sahabat) bertanya lagi : Bagaimana dengan bulu halusnya ? Rasul menjawab : Dari setiap bulunya mendapat pahala. HR Ibnu Hibban dan Baihaqi

*   Makalah disampaikan dalam muzakarah MUI Kota Binjai pada hari Ahad, 9 Oktober 2011.
     Dan makalah ini sudah disempurnakan dengan hasil muzakarah dan tanya jawabnya.

** Wakil Pimpinan Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Langkat Binjai (Pesantren Kwala Madu) dan Ketua
     Majlis Tarjih dan Tajdid PD Muhammadiyah Kota Binjai.

Maksudnya dari setiap bulu hewan qurban itu kita mendapat pahala. Coba hitung berapa jumlah bulunya ! Pasti tak ada yang bisa menghitungnya. Maka begitu jugalah banyaknya pahala yang didapatkan.

B. HUKUM QURBAN, ada 3 tinjauan :
1.  Hukum nya wajib, karena dia merupakan perintah Allah swt dalam al Qur an, yaitu disurat
     al  Kautsar ayat 2 :

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2) إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ (3)

     Maka Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah[1605].

Menurut qaidah ushul fiqh,
الأصلُ فِي الأمرِ للِوجوب
Pada dasarnya semua perintah itu hukumnya adalah wajib. Karena yang dimaksud dengan perintah adalah dari atas ke bawah seperti dari Allah kepada makhluknya, dari orang tua kepada anaknya, dan dari guru kepada muridnya, dll. Kalau dari bawah keatas namanya do’a atau permohonan.
Ini ditambah dengan hadits nabi yang berbunyi :

أخبرنا الحسن بن يعقوب بن يوسف العدل ، ثنا يحيى بن أبي طالب ، ثنا زيد بن الحباب ، عن عبد الله بن عياش القتباني ، عن الأعرج ، عن أبي هريرة رضي الله عنه ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « من وجد سعة لأن يضحي فلم يضح ، فلا يحضر مصلانا »

Dari Abi Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda : Siapa yang memperoleh kelapangan untuk berkurban, dan dia tidak mau berkurban, maka janganlah hadir dilapangan kami (untuk shalat Ied).  HR Ahmad, Daru qutni, Baihaqi dan al Hakim

2. Hukumnya Sunat.
Ini berdasarkan hadits nabi yang berbunyi :

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بن النَّضْرِ الأَزْدِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو غَسَّانَ مَالِكُ بن إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا قَيْسُ بن الرَّبِيعِ، عَنْ جَابِرٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِي اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:كُتِبَ عَلِيَّ النَّحْرُ وَالذَّبْحُ وَلَمْ يُكْتَبْ عَلَيْكُمْ، وَأُمِرْتُ بِصَلاةِ الضُّحَى وَلَمْ تُؤْمَرُوا بِها.
Dari Ibnu Abbas ra, bersabda rasulullah saw : Diwajibkan kepadaku berkurban, dan tidak diwajibkan kepadamu, dan saya disuruh shalat dhuha, dan kamu tidak disuruh dengannya.
HR Ahmad, Daru qutni dan Baihaqi.

3. Hukumnya sunat muakkad (sunat yang dikuatkan).
Yaitu sebagai jalan tengah diantara 2 hal diatas. Artinya diatas dari sunat, tapi dibawah dari wajib.




C. WAKTU PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN

Waktunya adalah sesudah shalat Idul Adha pada hari nahar (tanggal 10 Zulhijjah) sampai hari Tayriq (11 – 13 Zulhijjah)
Dalilnya hadits nabi :

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنِ الأَسْوَدِ بْنِ قَيْسٍ عَنْ جُنْدَبِ بْنِ سُفْيَانَ الْبَجَلِىِّ قَالَ ضَحَّيْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أُضْحِيَّةً ذَاتَ يَوْمٍ فَإِذَا أُنَاسٌ قَدْ ذَبَحُوا ضَحَايَاهُمْ قَبْلَ الصَّلاَةِ فَلَمَّا انْصَرَفَ رَآهُمُ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - أَنَّهُمْ قَدْ ذَبَحُوا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَقَالَ « مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلاَةِ فَلْيَذْبَحْ مَكَانَهَا أُخْرَى ، وَمَنْ كَانَ لَمْ يَذْبَحْ حَتَّى صَلَّيْنَا فَلْيَذْبَحْ عَلَى اسْمِ اللَّهِ » .

Artinya : Dari Jundub bin Sufyan al Bajalli dia berkata : Kami berkurban bersama Rasululullah saw maka ternyata ada manusia yang sudah menyembelih qurbannya sebelum shalat. Ketika pulang (dari shalat Ied) nabi melihatnya mereka sudah menyembelih qurbannya sebelum shalat. Maka nabi saw berkata : Siapa yang menyembelih sebelum shalat maka sembelihlah yang lain (sebagai gantinya), Dan siapa yang belum menyembelih sehingga shalat selesai maka sembelihlah atas nama Allah. HR Bukhari, Muslim, an Nasai, Abi Iwanah dan Ibnu Hibban.

حدثنا أبو بكر النيسابوري نا أحمد بن عيسى الخشاب نا عمرو بن أبي سلمة نا أبو معيد عن سليمان بن موسى أن عمرو بن دينار حدثه عن جبير بن مطعم أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : كل أيام التشريق ذبح

Dari Jubair bin Muth’im bahwa rasulullah saw berkata : Setiap (semua) hari tasyriq adalah hari penyembelihan. HR Ahmad, Ibnu Hibban, Baihaqi, al Bazar, Daruqutni

D. JENIS-JENIS HEWAN QURBAN


وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ فَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَلَهُ أَسْلِمُوا وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ (34)  al Hajji 34
34.  Dan bagi tiap-tiap umat Telah kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang Telah direzkikan Allah kepada mereka, Maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, Karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah),

Dari ayat itu dapat diambil kesimpulan :
  1. Qurban itu harus dari hewan, (walaupun qabil pernah berqurban dengan tumbuhan)
  2. Hewannya haruslah al an’am (binatang ternak) tak boleh yang lain.

Diantara binatang ternak yang dijadikan qurban adalah :

  1. Kambing/kibasy, berdasarkan hadits nabi saw :

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ حَدَّثَنِى أَبِى حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ قَالَ أَخْبَرَنَا الثَّوْرِىُّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ عَنْ أَبِى سَلَمَةَ عَنْ عَائِشَةَ أَوْ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يُضَحِّىَ اشْتَرَى كَبْشَيْنِ عَظِيمَيْنِ سَمِينَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ مَوْجُوأَيْنِ فَيَذْبَحُ أَحَدَهُمَا عَنْ أُمَّتِهِ مِمَّنْ شَهِدَ بِالتَّوْحِيدِ وَشَهِدَ لَهُ بِالْبَلاَغِ وَذَبَحَ الآخَرَ عَنْ مُحَمَّدٍ -صلى الله عليه وسلم- وَآلِ مُحَمَّدٍ

Dari Abi Hurairah ra bahwa nabi Muhammad saw bila ingin berqurban, dia membeli dua ekor kibasy yang besar yang gemuk yang bertanduk yang dikebiri, maka disembelihnya salah satunya untuk umatnya yaitu yang bersaksi dengan tauhid dan yang sudah baligh, dan menyembelih yang lain (yang satu lagi) untuk Muhammad saw dan keluarga Muhammad. HR Ahmad dan Ibnu Majah.

  1. Unta,  
  2. Lembu/sapi, berdasarkan hadits nabi saw :

ثنا احمد بن عبد الله بن يونس ثنا زهير ثنا أبو الزبير عن جابر قال خرجنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم مهلين بالحج معنا النساء والولدان فلما قدمنا مكة طفنا بالبيت والصفا والمروة وامرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم ان نشترك في الابل والبقر كل سبعة منا فى بدنه
Dari Jabir dia berkata : Kami keluar bersama rasulullah saw ber ihram untuk haji dan bersama kami wanita dan anak-anak. Tatkala kami sampai di Mekkah kami thawaf dika’bah dan sa’i diantara Shafa dan Marwa. Rasulullah saw menyuruh kami berkurban dengan unta dan sapi berserikat tujuh orang pada setiap badannya. HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Baihaqi, Abi Iwanah dan Malik.

E. UMUR HEWAN QURBAN

Umurnya haruslah sudah musinnah, berdasarkan hadits nabi saw :

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لاَ تَذْبَحُوا إِلاَّ مُسِنَّةً إِلاَّ أَنْ يَعْسُرَ عَلَيْكُمْ فَتَذْبَحُوا جَذَعَةً مِنَ الضَّأْنِ ».

Dari Jabir ra dia berkata : Berkata Rasulullah saw : Janganlah kamu menyembelih kecuali yang musinnah, kecuali jika kamu sulit bagi kamu, maka boleh kamu menyembelih jaza’ah.
HR  Muslim, Ahmad, Abu Daud, Nasai, Ibnu Majah, Abi Ya’la, Ibnu Khuzaimah, Baihaqi, Abi Iwanah dan Malik.

Musinnah ialah :
Kambing dan lembu yang umurnya 2 tahun menjelang 3 tahun
Unta yang umurnya 5 tahun menjelang 6 tahun

Jaza’ah ialah yang sudah berumur setahun menjelang 2 tahun.

F. MANA YANG LEBIH AFDHAL, KAMBING, LEMBU ATAU UNTA ?

Imam Malik berpendapat bahwa kambing lebih afdhal. Alasannya banyak hadits fi’liyah tentang kambing.
Imam Syafi’I dan Hanafi berpendapat bahwa unta yang lebih afdhal, kemudian lembu dan terakhir kambing.
Kesimpulan : Mana yang lebih mudah didapat dan lebih mudah dilaksanakan.

G. BOLEHKAH BERKURBAN DENGAN YANG BETINA ?

Ada anggapan di masyarakat, hewan Qurban haruslah yang jantan, karena kalau betina akan menyebabkan berkurangnya populasi hewan ternak.
Maka berdasarkan hadits nabi saw, boleh saja jantan ataupun betina.

أَخْبَرَنَا أَبُو الْحَسَنِ : عَلِىُّ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمُقْرِئُ أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ يَعْقُوبَ الْقَاضِى حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِى يَزِيدَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ سِبَاعِ بْنِ ثَابِتٍ عَنْ أُمِّ كُرْزٍ الْخُزَاعِيَّةِ وَهِىَ الْكَعْبِيَّةُ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ سَمِعْتُ النَّبِىَّ َلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِى الْعَقِيقَةِ :« عَنِ الْغُلاَمِ شَاتَانِ مُكَافَأَتَانِ وَعَنِ الْجَارِيَةِ شَاةٌ لاَ يَضُرُّكُمْ ذُكْرَانًا كُنَّ أَمْ إِنَاثًا

Dari Ummi Karz al khuza’iyah dari nabi saw beliau berkata tentang aqiqah  : Untuk anak laki-laki 2 (dua) ekor kambing dan untuk anak perempuan satu ekor kambing, tidak apa-apa jantan atau betina. HR Nasai, Ibnu Hibban, Ibnu Abi Syaibah, Baihaqi, Ibnu Abi Ashim.

Walaupun hadits diatas menjelaskan tentang aqiqah, tetapi hubungan antara aqiqah dengan qurban sangat dekat sekali, bahkan dalam kajian-kajian fiqh dimasukkan dalam satu bab, tidak terpisah.

H. HEWAN YANG DILARANG UNTUK QURBAN

Ada beberapa jenis hewan cacat yang dilarang digunakan untuk ibadah qurban.
  1. Yang jelas celek (buta matanya sebelah)
  2. Yang jelas sakitnya
  3. Yang jelas pincangnya
  4. Yang lumpuh
  5. Yang tercabut tanduknya
  6. Yang terpotong telinganya.
  7. Kupingnya yang terpotong, pecah atau berlobang.

      Dalilnya hadits-hadits nabi saw :


أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ ، حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ ، حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ سُلَيْمَانَ الأَصْبَهَانِيُّ ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ ، قَالَ : سَمِعْتُ سُلَيْمَانَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ ، يَقُولُ : سَمِعْتُ عُبَيْدَ بْنَ فَيْرُوزَ ، يَقُولُ : قُلْتُ لِلْبَرَاءِ حَدِّثْنِي عَمَّا كَرِهَ أَوْ نَهَى نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مِنَ الأَضَاحِيِّ ، فَقَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم هَكَذَا بِيَدِهِ ، وَيَدِي أَقْصَرُ مِنْ يَدِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : أَرْبَعٌ لاَ يَجْزِينَ فِي الأَضَاحِيِّ : الْعَوْرَاءُ الْبَيِّنُ عَوَرُهَا ، وَالْمَرِيضَةُ الْبَيِّنُ مَرَضُهَا ، وَالْعَرْجَاءُ الْبَيِّنُ عَرَجُهَا ، وَالْكَسِيرَةُ الَّتِي لاَ تُنْقِي  
Dari Syu’bah dia berkata : Saya mendengar Sulaiman bin Abdir rahman berkata : Saya mendengar Ubaid bin fairuz berkata : Saya berkata kepada Barra’ : ceritakanlah kepadaku tantang apa yang dilarang atau dibenci Rasulullah. Rasulullah saw melarang dalam ibadah qurban sambil berkata dengan isyarat tangannya : Empat yang tidak boleh dalam qurban yaitu yang celek (buta sebelah) yang jelas celeknya, yang sakit yang jelas sakitnya, yang pincang yang jelas pincangnya, dan yang patah kaki yang tidak bisa berdiri. HR Ahmad, Abu Daud, Nasai, Ibnu Majah, Baihaqi, al Hakim, Thabrani, Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah, Ad Darimi.

حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ جُرَىِّ بْنِ كُلَيْبٍ النَّهْدِىِّ عَنْ عَلِىٍّ قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ يُضَحَّى بِأَعْضَبِ الْقَرْنِ وَالأُذُنِ.

Dari Ali dia berkata : Rasulullah saw melarang berkurban dengan hewan yang tercabut tanduknya dan terpotong telinganya. HR Ahmad, Turmuzi, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Abi Ya’la, al Hakim, al Bazar.

حدثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بن سَلْمٍ الرَّازِيُّ، حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بن غَيْلانَ الْمَرْوَزِيُّ، حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بن آدَمَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْغَفَّارِ بن الْقَاسِمِ، عَنْ سَمُرَةَ بن عَطِيَّةَ، عَنْ خَالِدِ بن سَعْدٍ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:"لا يُضَحَّى بِمُقَابِلَةٍ، وَلا مُدَابِرَةٍ، وَلا شَرْقَاءَ، وَلا خَرْقَاءَ، وَسَلِّمِ الْعَيْنَ وَالأُذُنَ".

Dari Ibnu Mas’ud dia berkata : Rasulullah saw bersabda : Tidak boleh qurban dengan hewan yang terpotong semua telinganya, yang terpotong pinggir kupingnya, yang pecah kuping dan yang berlobang kupingnya, cari yang sehat mata dan kupingnya. HR Nasai, Turmuzi, Ibnu Majah, ad Darimi, Thabrani, al Hakim, Baihaqi.

I. YANG BERHAK MENERIMA DAGING QURBAN

Dalam surat al hajji 36 Allah berfirman :

وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ كَذَلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (36)

36.  Dan Telah kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, Maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan Telah terikat). Kemudian apabila Telah roboh (mati), Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah kami Telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur.

Dalam ayat diatas dijelaskan agar dimakan sebagian oleh yang berkurban dan  diberikan sebagian kepada :
-          orang yang meminta-minta
-          orang yang tidak meminta-minta. :
Dalam hadits nabi saw juga dijelaskan :

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- :« يَا أَهْلَ الْمَدِينَةِ لاَ تَأْكُلُوا لَحْمَ الأَضَاحِىِّ فَوْقَ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ ». فَشَكَوْا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّ لَهُمْ عِيَالاً وَحَشَمًا وَخَدَمًا فَقَالَ :« كُلُوا وَأَطْعِمُوا وَاحْبِسُوا وَادَّخِرُوا ».

Dari Abi Said al Khudri ra, bersabda Rasulullah saw : Wahai penduduk Madinah janganlah kamu makan daging qurban lebih dari tiga hari. Maka sahabat mengadu kepada Rasulullah saw bahwa mereka mempunyai keluarga, dan pembantu. Maka nabi saw berkata : Makanlah, beri makanlah (orang lain), tahan dan simpanlah. HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Nasai, Ibnu Hibban, Baihaqi, al Hakim, Abu Ya’la.

Sebagian ulama tidak mensyaratkan pembagian daging qurban kepada fakir miskin saja, tetapi boleh juga kepada kerabat dan sahabat.

J. ADAB BERQURBAN

  1. Meng ikhlaskan niat hanya karena Allah swt, karena ibadah yang berhubungan dengan harta sangat berat tantangannya untuk ikhlas, dan sikap “ria’ selalu mendekat.

   وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ (5)

  Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan (ikhlas) kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.

2. Mulai sejak tanggal 1 Zulhijjah (tahun ini sejak Jum’at, 28 Oktober 2011) sampai selesainya penyembelihan, tidak mencukur bulu (rambut, kumis, jenggot) dan tidak memotong kuku.

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بن سَالِمٍ الرَّازِيُّ، ثنا سَهْلُ بن عُثْمَانَ، ثنا جُنَادَةُ، عَنْ مُحَمَّدِ بن عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:مَنْ كَانَ لَهُ ذِبْحٌ يُرِيدُ أَنْ يَذْبَحُهُ، فَإِذَا أَهَلَّ هِلالُ ذِي الْحِجَّةِ، فَلا يَمَسَّ مِنْ شَعْرِهِ، وَلا مِنْ أَظْفَارِهِ شَيْئًا حَتَّى يُذْبَحَ.

Dari Ummu Salamah dia berkata : Bersabda rasulullah saw : Siapa yang ada sembelihan (qurban) dan dia ingin menyembelihnya, maka bila telah muncul hilal Zulhijjah janganlah menyentuh (memotong) rambutnya, dan jangan pula memotong kukunya sampai selesai disembelih. HR An Nasai, Ibnu Abi Syaibah, Thabrani, Abi Iwanah, Ibnu Hibban, dll.

3. Memilih hewan qurban yang memenuhi syarat dan tidak cacat (sesuai yang dijelaskan
    diatas).
4. Menyembelih hewan qurban pada waktu yang disyari’atkan (hadits diatas)

« مَنْ ذَبَحَ قَبْلَ الصَّلاَةِ فَلْيَذْبَحْ مَكَانَهَا أُخْرَى ، وَمَنْ كَانَ لَمْ يَذْبَحْ حَتَّى صَلَّيْنَا فَلْيَذْبَحْ عَلَى اسْمِ اللَّهِ » .

5. Cara memulai penyembelihan dengan membaca :

حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ حَدَّثَنَا أَبِي عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ حَدَّثَنِي يَزِيدُ بْنُ أَبِي حَبِيبٍ الْمِصْرِيُّ عَنْ خَالِدِ بْنِ أَبِي عِمْرَانَ عَنْ أَبِي عَيَّاشٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَبَحَ يَوْمَ الْعِيدِ كَبْشَيْنِ ثُمَّ قَالَ حِينَ وَجَّهَهُمَا إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ عَنْ مُحَمَّدٍ وَأُمَّتِهِ

Dari Jabir bin Abdullah al Anshari bahwa Rasulullah saw menyembelih dua ekor kambing (kibasy) pada hari raya kemudian berkata ketika menghadapkan wajah kepadanya :

إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ عَنْ مُحَمَّدٍ وَأُمَّتِهِ

Sesungguhnya saya menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan hanif dan muslim, dan saya tidaklah termasuk orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah milik Allah Tuhan seluruh alam. Tidak ada sekutu baginya demikianlah aku disuruh dan saya orang muslim yang pertama. Dengan nama Allah, Allah maha besar, ya Allah (ibadahku) darimu dan untukmu dari Muhammad dan umatnya.
HR Ahmad, Baihaqi dan Ibnu Khuzaimah.

Sedangkan membaca بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُ أَكْبَرُ adalah untuk penyembelihan hewan aqiqah.
اذْبَحُوا عَلَى اسْمِهِ ، وَقُولُوا : بِسْمِ اللَّهِ ، اللَّهُ أَكْبَرُ ، اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ ، هَذِهِ عَقِيقَةُ فُلانٍ
Sembelihlah atas namanya (nama anak yang diaqiqahkan, dan ucapkanlah Bismillahi Allahu Akbar. Ya Allah dari Mud an untuk Mu, ini aqiqah si fulan.

6. Daging qurban dimakan sebagian dan disedekahkan sebagian.

وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ كَذَلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (36)
Dan Telah kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, Maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan Telah terikat). Kemudian apabila Telah roboh (mati), Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah kami Telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur. Surat al Hajji 36

7. Dilarang menjual daging qurban, termasuk kulitnya.
    Berdasarkan hadits nabi saw :

وَعَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوسَى عَنْ فُلاَنٍ وَعَن أَبِى الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ وَلَمْ يَبْلُغْ أَبُو الزُّبَيْرِ هَذِهِ الْقَصَّةَ كُلَّهَا أَنَّ أَبَا قَتَادَةَ أَتَى أَهْلَهُ فَوَجَدَ قَصْعَةَ ثَرِيدٍ مِنْ قَدِيدِ الأَضْحَى فَأَبَى أَنْ يَأْكُلَهُ فَأَتَى قَتَادَةَ بْنَ النُّعْمَانِ فَأَخْبَرَهُ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَامَ فِى حَجٍّ فَقَالَ « إِنِّى كُنْتُ أَمَرْتُكُمْ أَنْ لاَ تَأْكُلُوا الأَضَاحِىَّ فَوْقَ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ لِتَسَعَكُمْ وَإِنِّى أُحِلُّهُ لَكُمْ فَكُلُوا مِنْهُ مَا شِئْتُمْ ». قَالَ « وَلاَ تَبِيعُوا لُحُومَ الْهَدْىِ وَالأَضَاحِىِّ فَكُلُوا وَتَصَدَّقُوا وَاسْتَمْتِعُوا بِجُلُودِهَا وَإِنْ أُطْعِمْتُمْ مِنْ لُحُومِهَا شَيْئاً فَكُلُوهُ إِنْ شِئْتُمْ

Janganlah kamu menjual daging kurban, maka makanlah dan sedekahkanlah, dan gunakanlah kulitnya. Dan jika kamu diberi makan dari dagingnya sesuatu, maka makanlah jika kamu mau.
HR Ahmad

8. Menyembelih sendiri qurbannya atau menyaksikan penyembelihan nya
Berdasarkan  hadits nabi saw :

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بن عَبْدُوسِ بن كَامِلٍ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بن الْجَعْدِ، حَدَّثَنَا أَبُو الْمُغِيرَةِ يَعْنِي النَّضْرَ بن إِسْمَاعِيلَ الْبَجَلِيَّ، عَنْ أَبِي حَمْزَةَ الثُّمَالِيِّ، ح وَحَدَّثَنَا أَبُو مُسْلِمٍ الْكَشِّيُّ، حَدَّثَنَا مَعْقِلُ بن مَالِكٍ، ح وَحَدَّثَنَا أَحْمَدُ بن دَاوُدَ الْمَكِّيُّ، حَدَّثَنَا ابْنُ عَائِشَةَ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بن بَكْرِ بن مُسْلِمِ بن الرَّبِيعِ بن مُسْلِمٍ، قَالُوا: حَدَّثَنَا النَّضْرُ بن إِسْمَاعِيلَ، عَنْ أَبِي حَمْزَةَ الثُّمَالِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بن جُبَيْرٍ، عَنْ عِمْرَانَ بن حُصَيْنٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:"يَا فَاطِمَةُ، قُومِي فَاشْهَدِي أُضْحِيَّتَكِ، فَإِنَّهُ يُغْفَرُ لَكِ بِأَوَّلِ قَطْرَةٍ مِنْ دَمِهَا كُلُّ ذَنْبٍ عَمِلْتِيهِ، وَقُولِي: إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَاي وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ"، قَالَ عِمْرَانُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَذَا لَكَ وَلأَهْلِ بَيْتِكَ خَاصَّةً، فَأَهْلُ ذَاكَ أَنْتُمْ، أَوْ لِلْمُسْلِمِينَ عَامَّةً؟ قَالَ:"بَلْ لِلْمُسْلِمِينَ عَامَّةً".

Dari Imran bin Hushain dia berkata : Berkata rasululllah saw : Hai Fathimah, bangunlah dan saksikanlah qurbanmu, karena akan diampuni dosa yang kamu lakukan dengan tetes pertama dari darahnya. Dan ucapkanlah Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah tuhan seluruh alam, tidak ada sekutu baginya, demikianlah aku diperintah, dan aku orang islam yang pertama. Berkata Imran, ucapan ini hanya untuk mu dan keluargamu  saja atau untuk seluruh kaum muslimin? Nabi menjawab : Untuk semua kaum muslimin.

Hadits itu menyuruh kita untuk menyaksikan penyembelihan qurban, dengan membaca :

إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَاي وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ"

K. HIKMAH QURBAN

1. Untuk taqarrub (lebih mendekatkan diri) kepada Allah swt.
2. Membangkitkan semangat ber korban untuk orang lain, jangan sampai mengorbankan orang
    lain.
3. Sebagai tanda bersyukur kepada Allah swt.
4. Mencontoh pengorbanan nabi Ibrahim yang diperintahkan menyembelih anaknya sendiri
    (walaupun kemudian diganti Allah swt dengan se ekor kibasy.
5. Untuk meringankan beban fakir miskin dan menjadikan mereka bergembira pada hari Nahar
    tersebut.
6. Sebagai bukti kepatuhan dan ketaatan kepada Allah swt.


                                                                                    Pesantren Kwala Madu, 8 Oktober 2011




                                                                                                H. Sufriadi Hasan Basri

HASIL TANYA JAWAB DAN DISKUSI DALAM MUZAKARAH  AHAD TANGGAL  9 OKTOBER 2011

1. Bagaimana hukumnya menjual kulit hewan kurban
    Jawab : menjual kulit hewan kurban adalah haram dan dilarang. Berdasarkan hadits nabi
    (yang tertera dalam Adab berkurban no. 7)

2. Sahkah qurban untuk orang yang sudah meninggal ? Dan hasilnya diambil dari hasil sawah
    peninggalan almarhum ?
    Jawab : Semua harta peninggalan almarhum sudah menjadi hak milik anak/keluarganya yang
    masih hidup. Dan berkurban untuk orang yang sudah meninggal tidak sampai, karena hadits
    nabi :
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ : { إذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إلَّا مِنْ ثَلَاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ } رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abi Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw berkata : Apabila meninggal anak Adam (manusia) terputuslah amalnya, kecuali dari 3 jalan yaitu sedekah jariyah (sedekah yang mengalirkan pahala), ilmu yang bermanfaat atau anak yang shaleh yang mendo’akannya. HR Muslim, Malik dan Syafi’i

Sebaiknya anaknya saja yang berkurban, dan pahalanya pasti sampai kepada orang tuanya sebanyak pahala yang didapatkan anaknya itu.
Sesuai dengan hadits nabi :
حدثنا عَلِيُّ بن عَبْدِ الْعَزِيزِ، حَدَّثَنَا عَارِمٌ أَبُو النُّعْمَانِ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بن زَيْدٍ، عَنْ أَبَانَ بن تَغْلِبٍ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي عَمْرٍو الشَّيْبَانِيِّ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ:"مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ فَعَلَهُ".

Dari Ibnu Mas’ud ra dari nabi saw beliau berkata : Siapa yang menunjuki orang kepada kebaikan, maka dia mendapat pahala sebanyak pahala orang yang mengerjakannya. HR Muslim, Ahmad, Abu Dawud, Turmuzi, Thabrani, Abdur Razaq, Baihaqi, Abi Iwanah, Ibnu Hibban

Karena kita diajar, dibimbing dan ditunjuki oleh orang tua kita, maka beliau pasti mendapat pahala dari setiap amal yang kita lakukan.


3. Apakah sah kurban bagi orang yang belum aqiqah ?
    Jawab : Tidak atau belum ada dijumpai dalil yang mengatakan bahwa orang yang belum  
    aqiqah tidak sah kurbannya. Disamping itu ada kewajiban yang berbeda. Aqiqah adalah
    kewajiban orang tua terhadap kita anaknya. Sedang kan qurban adalah kewajiban kita sendiri.   
    Maka tidak bisa ditimpakan kesalahan orang tua kepada anaknya.

4. Bolehkan qurban atas nama anak yang belum akil baligh ?
    Jawab : Kewajiban qurban adalah bagi orang yang mampu, artinya bagi orang yang sudah
    bekerja atau sudah punya penghasilan. Karena itu qurban hanyalah kewajiban orang tua (dari
    anak-anak). Si anak tidak disuruh berqurban, kecuali kalau dia sudah bekerja.
    Dan qurban seorang bapak sudah mencakup qurban untuk isteri dan anaknya. Karena nabi
    Muhammad saw beliaulah yang berqurban atas nama keluarganya.

5. Dalam hadits hanya dijelaskan untuk qurban ialah unta, sapi dan  kibasy/kambing. Bagaimana
    dengan kerbau apakah boleh dijadikan qurban ?
    Jawab : Kerbau bias dikiaskan kepada sapi/lembu? Walaupun secara umum harga kerbau jauh
    lebih mahal dari harga seekor sapi. Tentu orang akan berfikir panjang berqurban dengan
    kerbau. Tapi kalau dia mau tentu tidak masalah.

6. Bagaimana hukumnya ber qurban dengan hewan yang telinganya dipotong untuk pengobatan?
    Jawab : Hadits nabi saw diatas menegaskan bahwa tidak dibenarkan hewan yang terpotong
    telinganya, dengan alas an apapun. Apakah untuk pengobatan atau yang lainnya. Karena
    prinsipnya tidak boleh cacat.

7. Kenapa para jamaah haji berqurban di Mekkah, dan kenapa tidak di Indonesia saja ?
    Jawab : Yang dilakukan jamaah haji di Saudi Arabia adalah membayar diyat (dam) yang
    merupakan kewajiban bagi jamaah yang melakukan haji tamattu’ dan qiran. Dan itu wajib
    dilakukan di Saudi Arabia (Mekkah sekitarnya), tidak boleh di Indonesia. Hanya sebagian
    kecil jamaah haji yang berqurban di Mekkah tersebut.

8. Ada aliran silat yang menyembelih qurban pada malam hari raya (sebelum hari raya), apakah
    sah qurbannya ?
    Jawab : Apa yang dilakukan itu adalah sesuatu yang bertentangan dengan hadits. Hadits
    terdahulu menegaskan bahwa penyembelihan qurban hanya boleh dilakukan setelah shalat Ied
    hari nahar (tanggal 10 Zulhijjah). Kalau dilakukan sebelum itu maka qurbannya tidak sah, dan
    harus diganti dengan yang lainnya.

9. Apakah dana qurban itu boleh digunakan untuk keperluan lain, umpamanya untuk pembelian
    tanah guna perluasan mesjid dan halamannya ?
    Jawab : Kalau uangnya sudah di ikrarkan untuk berqurban, maka tidak boleh lagi digunakan
    untuk yang lain. Kecuali kalau belum diikrarkan, maka boleh saja digunakan untuk pembelian
    tanah, dll.

10. Apakah orang miskin boleh menjual daging bagiannya guna pembeli beras atau lainnya ?
      Jawab : Karena daging itu sudah menjadi haknya, maka boleh saja dia menjualnya. Yang
      dilarang ialah bagi orang yang berqurban dan panitia qurban, mereka tidak boleh menjual
      daging qurban.

11. Bolehkah daging kurban digunakan untuk pesta atau syukuran ?
      Kalau daging qurban bagiannya sendiri tentu tidak masalah kalau digunakannya untuk  
      kegiatan apapun seperti pesta atau syukuran.   Lain halnya kalau seseorang berqurban, dan
      semua daging qurbannya digunakan untuk pesta atau syukuran, tentu suatu hal yang salah.
      Atau seseorang sebagai panitia qurban, dan dagingnya digunakannya untuk kepentingan
      pribadi, inipun tentu salah.

12. Berapa lama daging qurban boleh disimpan ?
      Pada mulanya nabi saw melarang menyimpan daging qurban lebih dari 3 hari, karena adanya
      tamu yang datang ke kota Madinah. Tapi kemudian nabi saw menasakh nya, dan
      membolehkan menyimpannya berapa mau.

حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بن إِبْرَاهِيمَ الدَّبَرِيُّ ، أَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ ، أَنَا مَعْمَرٌ ، عَنْ عَطَاءٍ الْخُرَاسَانِيِّ ، حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بن بُرَيْدَةَ ، عَنْ أَبِيهِ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنِّي كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ ، فَزُورُوهَا ، فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الآخِرَةَ ، وَنَهَيْتُكُمْ عَنِ الْجَرِّ ، فَانْتَبِذُوا فِي كُلِّ وِعَاءٍ ، وَاجْتَنِبُوا كُلَّ مُسْكِرٍ ، وَنَهَيْتُكُمْ عَنْ أَكْلِ لُحُومِ الأَضَاحِيِّ بَعْدَ ثَلاثٍ ، فَكُلُوا وَتَزَوَّدُوا وَادَّخِرُوا.

Dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya dia berkata : Rasulullah saw bersabda : Dulu saya melarang kamu ziarah kubur, maka sekarang ziarahilah, karena dia akan mengingatkan kepada akhirat. Dan dulu saya melarangmu dari minum air buah-buahan, maka minumlah sekarang tapi jauhilah setiap minuman keras. Dulu saya melarangmu makan daging qurban lebih dari 3 hari, maka sekarang makanlah, jadikanlah bekal dan simpanlah. HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, Turmuzi, Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Abi Syaibah, Baihaqi, Abdur Razaq, Ibnu Abi Ashim, al Hakim, Thabrani, Abi Iwanah, Abu Ya’la, Ibnu Hibban, Malik dan ad Darimi.

Banyak lagi hadits-hadits lain yang senada dengan itu.



Diperbaharui lagi tanggal 12 Oktober 2011





Tidak ada komentar:

Posting Komentar