Kamis, 26 Juni 2014

HPT ZAKAT



HIMPUNAN PUTUSAN TARJIH
 TENTANG ZAKAT
----------------------------------------------------------------------------
Disalin oleh : H. Sufriadi Hasan Basri BA*

PENDAHULUAN

بسم الله الرحمن الرحيم

Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang.
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ (5)

 5.  Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.  Surat al Bayyinah 5

[1595]  Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ (2) وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (3) وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ (4)
1.  Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2.  (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
3.  Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
4.  Dan orang-orang yang menunaikan zakat,  Surat al Mukminun 1 – 4

وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ رِبًا لِيَرْبُوَ فِي أَمْوَالِ النَّاسِ فَلَا يَرْبُو عِنْدَ اللَّهِ وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ زَكَاةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُضْعِفُونَ

39.  Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). Surat ar Rum 39

  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

267.  Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan Ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Surat al Baqarah 267

أَنْبَأَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ أَحْمَدَ الْمَلِيحِيُّ ، أَنْبَأَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ النُّعَيْمِيُّ ، أَنْبَأَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ ، أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى ، أَنْبَأَنَا حَنْظَلَةُ بْنُ أَبِي سُفْيَانَ ، عَنْ عِكْرِمَةَ بْنِ خَالِدٍ ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : بُنِيَ الإِسْلامُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَالْحَجِّ ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ

Dari Ibnu Umar ra : Berkata rasulullah saw : Islam itu dibangun atas 5 hal, yaitu syahadat (pengakuan) bahwa tidak ada tuhan melainkan hanya Allah dan syahadat (pengakuan) bahwa Muhammad itu rasul Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ker baitullah dan puasa Ramadhan. HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Nasai, Turmizi, Ibnu Asakir, al Humaidi, Abu Ya’la, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Baihaqi, Thabrani.


*Ketua Majlis Tarjih dan Tajdid PDM Kota Binjai dan Wakil Pimpinan Pesantren
  Muhammadiyah Kwala Madu, serta anggota Komisi Fatwa MUI Binjai




ZAKAT FITHRAH (FITHRI)

1. Apabila terbenam matahari pada akhir Ramadhan, sedang kamu berkelapangan rizki, maka keluarkanlah zakat fithrah sebanyak satu sha’* dari bahan makanan mu sebelum shalat Id, untuk membersihkan puasamu dan untuk makanan orang-orang miskin.

*Satu sha’ adalah 4 kati atau 2 ½ kg

Berdasarkan hadits dari Ibnu Umar ra :

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ : { فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ ، صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ : عَلَى الْعَبْدِ ، وَالْحُرِّ ، وَالذَّكَرِ ، وَالْأُنْثَى ، وَالصَّغِيرِ ، وَالْكَبِيرِ ، مِنْ الْمُسْلِمِينَ ، وَأَمَرَ بِهَا أَنْ تُؤَدَّى قَبْلَ خُرُوجِ النَّاسِ إلَى الصَّلَاةِ } .   مُتَّفَقٌ عَلَيْه

Hadits dari Ibnu Umar ra dia berkata : Rasulullah saw telah mewajibkan Zakat Fithrah satu sha’ dari tamar, atau satu sha’ dari gandum atas budak, orang merdeka, laki-laki, wanita, baik kecil maupun besar dari kaum muslimin. Dan beliau menyuruh membagikannya sebelum orang-orang pergi shalat Ied.  HR Bukhari, Muslim, Malik, Ahmad, Turmizi, Syafi’i, Nasai, Ibnu Hibban, ad Darimi, Daruqutni dan Baihaqi.

Dan menilik firman Allah swt dalam surat Thalaq ayat 7

لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا (7)

Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.

Maksudnya hendaklah orang yang mampu mengeluarkan infaq atau zakatnya.

Dan menilik hadits dari Abi Sa’id al Khudri ra

أَخْبَرَنَا أَبُو زَكَرِيَّا بْنُ أَبِي إِسْحَاقَ ، أَخْبَرَنَا أَبُو الْحَسَنِ الطَّرَائِفِيُّ ، حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ سَعِيدٍ ، حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ ، فِيمَا قُرِئَ عَلَى مَالِكٍ ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ ، عَنْ عِيَاضِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي السَّرْحِ الْعَامِرِيِّ ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ ، يَقُولُ : كُنَّا نُخْرِجُ زَكَاةَ الْفِطْرِ صَاعًا مِنْ طَعَامٍ ، أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ ، أَوْ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ ، أَوْ صَاعًا مِنْ زَبِيبٍ ، أَوْ صَاعًا مِنْ أَقِطٍ

Dari Iyadh bin Abdillah bin Sa’d bin Abi Sarh al ‘Amiri dia mendengar Abu Said al Khudri berkata : Adalah kami mengeluarkan zakat fithrah satu sha’ dari makanan pokok, atau satu sha’ dari gandum, atau satu sha’ dari kurma, atau satu sha’ dari kismis, atau satu sha’ dari keju.
HR Bukhari, Muslim, Nasai, Turmizi, Ibnu Majah, Malik, Syafi’i, Abdur Razak, Ibnu Khuzaimah, ad Darimi, Daruqutni, Baihaqi, Abi Iwanah.

Dan menilik hadits dari Ibnu Abbas ra :

وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ : { فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنْ اللَّغْوِ ، وَالرَّفَثِ ، وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ ، فَمَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلَاةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ ، وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلَاةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنْ الصَّدَقَاتِ } رَوَاهُ أَبُو دَاوُد وَابْنُ مَاجَهْ . وَصَحَّحَهُ الْحَاكِمُ

Dari Ibnu Abbas ra dia berkata : Rasulullah saw telah mewajibkan zakat fithrah untuk mensucikan diri  orang yang berpuasa dari perkataan sia-sia dan busuk serta untuk memberi makan kepada orang-orang miskin. Maka siapa yang melakukan sebelum shalat Id, itulah zkat yang diterima (maqbul). Sedang yang melakukannya sesudah shalat Id, maka itu sekedar sedekah. HR Abu Daud, Ibnu Majah dan Daruqutni. Kata al Hakim hadits ini shahih menurut syarat Bukhari.

ZAKAT TANAMAN

2. Apabila hasil tanamanmu telah sampai nisab, yaitu 5 wasaq**  = 7 ½ kwintal =  
    750 kg.     Berdasarkan hadits dari Abi Sa’id al Khudri :

وَحَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ - يَعْنِى ابْنَ مَهْدِىٍّ - حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ عَنْ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لَيْسَ فِى حَبٍّ وَلاَ تَمْرٍ صَدَقَةٌ حَتَّى يَبْلُغَ خَمْسَةَ أَوْسُقٍ وَلاَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ ذَوْدٍ صَدَقَةٌ وَلاَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ أَوَاقٍ صَدَقَةٌ ».

Dari Abi Sa’id al Khudri bahwa Nabi saw berkata : Tidaklah dikenakan zakat atas biji-bijian dan kurma sehingga sampai 5 (lima) wasaq. HR Muslim, Nasai, Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah, Baihaqi, Abdur Razaq, Abi Iwanah.

3. Maka keluarkanlah zakatnya yaitu sepersepuluhnya ( 10 % ), kecuali tanaman yang diairi dengan sarana pengairan, maka zakatnya dikenakan seperduapuluhnya ( 5 % ).

عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : فِيمَا سَقَتِ السَّمَاءُ وَالْعُيُونُ أَوْ كَانَ عَثَرِيًّا الْعُشْرُ ، وَمَا سُقِيَ بِالنَّضْحِ نِصْفُ الْعُشْرِ

Dari Salim bin Abdullah dari ayahnya dari nabi saw beliau berkata : Pada tanaman yang yang disiram hujan dari langit atau yang digenangi air selokan dikenakan zakatnya sepersepuluhnya, sedang bagi tanaman yang disiram/diairi dengan sarana pengairan seperduapuluhnya. HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Daud, Turmuzi, Nasai, Ibnu Majah, Malik, Abdur Razak, Ibnu Abi Syaibah, Al Bazar, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Daruqutni, Baihaqi, al Hakim, ad Darimi.

ZAKAT HEWAN

4. Apabila kamu mempunyai hewan ternak yakni unta, kambing, atau sapi jumlahnya sampai kepada nisabnya yaitu 5 ekor unta, 40 ekor kambing atau 30 ekor sapi,  sedang telah setahun menjadi kepunyaanmu,

Berdasarkan hadits :

وَأَخْبَرَنَا أَبُو الْحُسَيْنِ بْنُ الْفَضْلِ الْقَطَّانُ بِبَغْدَادَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرِ بْنِ دُرُسْتُوَيْهِ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ سُفْيَانَ حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنِى عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ حَدَّثَنِى عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَالِمٍ عَنِ الزَّبِيدِىِّ قَالَ حَدَّثَنِى يَحْيَى بْنُ جَابِرٍ أَنَّ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ جُبَيْرٍ حَدَّثَهُ أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مُعَاوِيَةَ الْغَاضِرِىَّ حَدَّثَهُمْ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ :« ثَلاَثٌ مَنْ فَعَلَهُنَّ فَقَدْ طَعِمَ طَعْمَ الإِيمَانِ : مَنْ عَبَدَ اللَّهَ وَحْدَهُ فَإِنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، وَأَعْطَى زَكَاةَ مَالِهِ طَيِّبَةً بِهَا نَفْسُهُ رَافِدَةً عَلَيْهِ فِى كُلِّ عَامٍ ، وَلَمْ يُعْطِ الْهَرِمَةَ وَلاَ الدَّرِنَةَ وَلاَ الشَّرَطَ اللاَّئِمَةَ وَلاَ الْمَرِيضَةَ وَلَكِنْ مِنْ أَوْسَطِ أَمْوَالِكُمْ فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَمْ يَسْأَلْكُمْ خَيْرَهُ وَلَمْ يَأْمُرْكُمْ بِشَرِّهِ وَزَكَّى عَبْدٌ نَفْسَهُ » فَقَالَ رَجُلٌ : مَا تَزْكِيَةُ الْمَرْءِ نَفْسَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ :« يَعْلَمُ أَنَّ اللَّهَ مَعَهَ حَيْثُ مَا كَانَ ». وَقَالَ غَيْرُهُ :« وَلاَ الشَّرَطَ اللَّئِيمَةَ ».

Artinya : Bahwa Abdullah bin Muawiyah al Ghadhiri bercerita bahwa Rasulullah saw berkata : Ada 3 hal, siapa yang melakukannya tentulah akan mengenyam rasa iman yaitu 1. orang yang hanya menyembah Allah dan bahwa tidak ada tuhan melainkan hanya Allah. 2. memberikan zakat harta bendanya dengan ikhlas serta berusaha memberikannya setiap tahun 3. tidak memberikan zakat hewan yang sangat tua, korengan, berpenyakit atau tidak mengeluarkan susu, tetapi mengeluarkan zakat yang cukup (pertengahan) dari hartamu. Karena sesungguhnya Allah azza wajalla tidak meminta yang terbaik dan tidak menyuruh yang terburuk, dan dia berusaha membaguskan dirinya (ikhlas). Berkata seorang laki-laki :  Apa itu membaguskan diri (ikhlas) ya rasulullah ? Jawabnya : Dia mengetahui bahwa Allah bersamanya dimanapun dia berada.
HR Abu Daud, Thabrani, Baihaqi, Ibnu Abi Ashim.

5. Maka keluarkanlah zakatnya menurut ketentuan sebagai berikut :

Zakat Unta
a. 5 sampai 24 ekor unta, tiap 5 ekor dikenakan zakatnya se ekor kambing.
b. 25 sampai 35 ekor unta,   dikenakan zakatnya se ekor anak unta betina umur 2 tahun
c. 36 sampai 45 ekor unta,   dikenakan zakatnya se ekor anak unta betina umur 3 tahun
d. 46 sampai 60 ekor unta,   dikenakan zakatnya se ekor anak unta betina umur 4 tahun
e. 61 sampai 75 ekor unta,   dikenakan zakatnya se ekor anak unta betina umur 5 tahun
f. 76 sampai 90 ekor unta,   dikenakan zakatnya 2 ekor anak unta betina umur 3 tahun
g. 91 sampai 120 ekor unta, dikenakan zakatnya 2 ekor anak unta betina umur 4 tahun
h. Lebih dari 120 ekor unta, maka tiap-tiap 40 ekor dikenakan zakatnya seekor anak unta betina umur 3 tahun, dan tiap-tiap 50 ekor dikenakan zakatnya seekor anak unta betina umur 4 tahun.

Zakat kambing :
a. Mulai 40 sampai 120 ekor kambing dikenakan zakatnya se ekor kambing
b. Mulai 121 sampai 200 ekor kambing dikenakan zakatnya 2 ekor kambing
c. Mulai 201 sampai 300 ekor kambing dikenakan zakatnya 3 ekor kambing
d. Selebih dari 300 ekor kambing, maka tiap 100 ekor dikenakan zakatnya se ekor kambing.
  

وَعَنْ أَنَسٍ { أَنَّ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كَتَبَ لَهُ : هَذِهِ فَرِيضَةُ الصَّدَقَةِ الَّتِي فَرَضَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمُسْلِمِينَ وَاَلَّتِي أَمَرَ اللَّهُ بِهَا رَسُولَهُ فِي كُلِّ أَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ مِنْ الْإِبِلِ فَمَا دُونَهَا الْغَنَمُ : فِي كُلِّ خَمْسٍ شَاةٌ ، فَإِذَا بَلَغَتْ خَمْسًا وَعِشْرِينَ إلَى خَمْسٍ وَثَلَاثِينَ فَفِيهَا بِنْتُ مَخَاضٍ أُنْثَى ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ فَابْنُ لَبُونٍ ذَكَرٌ ، فَإِذَا بَلَغَتْ سِتًّا وَثَلَاثِينَ إلَى خَمْسٍ وَأَرْبَعِينَ فَفِيهَا بِنْتُ لَبُونٍ أُنْثَى ، فَإِذَا بَلَغَتْ سِتًّا وَأَرْبَعِينَ إلَى سِتِّينَ فَفِيهَا حِقَّةٌ طَرُوقَةُ الْجَمَلِ ، فَإِذَا بَلَغَتْ وَاحِدَةً وَسِتِّينَ إلَى خَمْسٍ وَسَبْعِينَ فَفِيهَا جَذَعَةٌ ، فَإِذَا بَلَغَتْ سِتًّا وَسَبْعِينَ إلَى تِسْعِينَ فَفِيهَا بِنْتَا لَبُونٍ ، فَإِذَا بَلَغَتْ إحْدَى وَتِسْعِينَ إلَى عِشْرِينَ وَمِائَةٍ فَفِيهَا حِقَّتَانِ طَرُوقَتَا الْجَمَلِ ، فَإِذَا زَادَتْ عَلَى عِشْرِينَ وَمِائَةٍ فَفِي كُلِّ أَرْبَعِينَ بِنْتُ لَبُونٍ ، وَفِي كُلِّ خَمْسِينَ حِقَّةٌ ، وَمَنْ لَمْ يَكُنْ مَعَهُ إلَّا أَرْبَعٌ مِنْ الْإِبِلِ فَلَيْسَ فِيهَا صَدَقَةٌ إلَّا أَنْ يَشَاءَ رَبُّهَا .
وَفِي صَدَقَةِ الْغَنَمِ فِي سَائِمَتِهَا إذَا كَانَتْ أَرْبَعِينَ إلَى عِشْرِينَ وَمِائَةِ شَاةٍ شَاةٌ ، فَإِذَا زَادَتْ عَلَى عِشْرِينَ وَمِائَةٍ إلَى مِائَتَيْنِ فَفِيهَا شَاتَانِ ، فَإِذَا زَادَتْ عَلَى مِائَتَيْنِ إلَى ثَلَاثِمِائَةٍ فَفِيهَا ثَلَاثُ شِيَاهٍ ، فَإِذَا زَادَتْ عَلَى ثَلَاثِمِائَةٍ فَفِي كُلِّ مِائَةٍ شَاةٌ ، فَإِذَا كَانَتْ سَائِمَةُ الرَّجُلِ نَاقِصَةً مِنْ أَرْبَعِينَ شَاةٍ شَاةً وَاحِدَةً فَلَيْسَ فِيهَا صَدَقَةٌ ، إلَّا أَنْ يَشَاءَ رَبُّهَا ، وَلَا يُجْمَعُ بَيْنَ مُتَفَرِّقٍ وَلَا يُفَرَّقُ بَيْنَ مُجْتَمِعٍ خَشْيَةَ الصَّدَقَةِ ، وَمَا كَانَ مِنْ خَلِيطَيْنِ فَإِنَّهُمَا يَتَرَاجَعَانِ بَيْنَهُمَا بِالسَّوِيَّةِ ، وَلَا يُخْرَجُ فِي الصَّدَقَةِ هَرِمَةٌ ، وَلَا ذَاتُ عَوَارٍ ، وَلَا تَيْسٌ إلَّا أَنْ يَشَاءَ الْمُصَّدِّقُ ، وَفِي الرِّقَةِ : فِي مِائَتَيْ دِرْهَمٍ رُبُعُ الْعُشْرِ ،

Dari Anas ra bahwa Abu Bakar Siddiq ra pernah menulis surat : Ini kewajiban zakat (sedekah) yang telah difardhukan Allah atas kaum muslimin dan yang telah diperintahkan Allah dan rasulnya, yaitu pada setiap 24 kebawah pada setiap 5 ekor unta zakatnya se ekor kambing. Apabila sampai 25 sampai 35 unta, maka zakatnya 1 ekor makhad (anak unta umur 2 tahun). Dan jika tidak sampai maka ibnu labun jantan. Dan jika sampai 36 sampai 45 ekor unta, maka zakatnya bintu labun (anak unta betina umur 3 tahun). Dan jika 46 sampai 60 maka zakatnya hiqqah tharuqah (unta umur 4 tahun). Bila 61 sampai 75 unta, maka zakatnya seekor jaza’ah (unta betina umur 5 tahun). Bila 76 sampai 90 unta, maka zakatnya 2 ekor binta labun (anak unta betina umur 3 tahun). Bila 91 sampai 120 unta, maka zakatnya 2 ekor hiqqah tharuqah ( unta betina umur 4 tahun). Dan jika lebih dari 120 ekor, maka tiap-tiap 40 ekor zakatnya bintu labun (anak unta betina umur 3 tahun). Dan pada setiap 50 ekor maka zakatnya hiqqah tharuqah (unta umur 4 tahun). Dan kalau seseorang hanya punya 4 ekor unta, maka tidak ada zakatnya, kecuali jika dikehendaki pemiliknya (kerelaaan yang punya).
Pada zakat kambing  jika ada 40 sampai 120 ekor kambing, maka zakatnya 1 ekor kambing. Jika lebih 120 sampai 200, maka zakatnya 2 ekor kambing. Jika lebih 200 sampai 300, maka zakatnya 3 ekor kambing. Jika lebih 300 ekor kambing, maka setiap 100 ekor zakatnya 1 ekor kambing. Dan jika kurang dari 40 ekor walaupun hanya seekor, maka tidak ada zakatnya, kecuali kehendak yang punya sendiri. Tidak boleh dikumpulkan diantara yang terpisah dan tidak boleh pula memisahkan yang berkumpul karena takut membayar zakat. Dan tidak pula dua yang bercampur karena keduanya kembali sama. Dan janganlah mengeluarkan zakat dari yang tua, jangan pula

6. Zakat Sapi
    a. Tiap-tiap 30 ekor sapi dikenakan zakatnya se ekor anak sapi umur 1 thn (jantan atau betina)
    b. Tiap-tiap 40 ekor sapi dikenakan zakatnya se ekor anak sapi umur 2 tahun.

Berdasarkan hadits :

وَأَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ الْحَارِثِ الْفَقِيهُ أَخْبَرَنَا عَلِىُّ بْنُ عُمَرَ الْحَافِظُ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِىُّ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ وَالثَّوْرِىُّ عَنِ الأَعْمَشِ عَنْ أَبِى وَائِلٍ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ : بَعَثَهُ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- إِلَى الْيَمَنِ فَأَمَرَهُ أَنْ يَأْخُذَ مِنْ كُلِّ ثَلاَثِينَ بَقَرَةً تَبِيعًا أَوْ تَبِيعَةً ، وَمِنْ كُلِّ أَرْبَعِينَ مُسِنَّةً
Dari Masruq dari Mu’az bin Jabal dia berkata : Tatkala dia di utus Nabi saw ke Yaman, maka nabi saw memerintahkannya untuk memungut 1 ekor tabi’ atau tabi’ah (anak sapi umur 1 tahun jantan atau betina) dari setiap 30 ekor sapi dan memungut 1 ekor musinnah (anak sapi umur 2 tahun ). HR Ibnu Majah, Abu Daud, Tirmizi, Nasai,  Baihaqi, Abdur Razaq, al Hakim, Thabrani dan Ibnu Khuzaimah, Daruqutni, al Baghawi, Malik, Ibnu Abi Syaibah.

ZAKAT EMAS DAN PERAK
7. Apabila barang perakmu sampai kepda nishabnya ialah seberat 200
    dirham (5 awaq = 672 gram). Demikian pula barang emasmu seharga
    nishab perak

وَحَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ - يَعْنِى ابْنَ مَهْدِىٍّ - حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ عَنْ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لَيْسَ فِى حَبٍّ وَلاَ تَمْرٍ صَدَقَةٌ حَتَّى يَبْلُغَ خَمْسَةَ أَوْسُقٍ وَلاَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ ذَوْدٍ صَدَقَةٌ وَلاَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ أَوَاقٍ صَدَقَةٌ ».

Dari Abi Sa’id al Khudri bahwa Nabi saw berkata : Tidaklah dikenakan zakat atas biji-bijian dan kurma sehingga sampai 5 (lima) wasaq. Dan tidak dikenakan zakat kurang dari 5 awaq  HR Muslim, Nasai, Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah, Baihaqi, Abdur Razaq, Abi Iwanah.

NISHAB STANDARD ZAKAT (PERUBAHAN DARI KETENTUAN NO. 7 DIATAS)

Yang menjadi standard zakat ialah emas murni (24 karat) dengan berat 85 gram. Muktamar meng amanatkan kepada PP Muhammadiyah Majlis Tarjih untuk menyusun konsepsi Islam tentang persoalan harta kekayaan.
Standar nishab zakat nuqud (uang) ialah emas murni (24 karat) dengan ukuran 85 gram (berdasar hasil penyelidikan terakhir bahwa 1 mitsqal emas sama dengan 4,25 gram). Karena pada zaman nabi saw nilai 200 dirham perak sama dengan 20 mitsqal. Dan dalam perhitungan sekarang telah dipakai standar emas.
Putusan ini, sebagai koreksi putusan Muktamar Tarjih yang mempergunakan perak sebagai standar.

8. Dan telah menjadi milikmu genap 1 tahun

Dari Abdullah bin Muawiyah al Ghadhiri :
 ……وَأَعْطَى زَكَاةَ مَالِهِ طَيِّبَةً بِهَا نَفْسُهُ رَافِدَةً عَلَيْهِ فِى كُلِّ عَامٍ ……..

…… memberikan zakat harta bendanya dengan ikhlas serta berusaha memberikannya setiap tahun …….   HR Abu Daud, Thabrani, Baihaqi, Ibnu Abi Ashim.

9. Maka keluarkanlah zakatnya yaitu seper empat puluhnya ( 2 ½ %).
    Demikian pula barang perhiasanmu dari pada emas dan perak.

حَدِيثِ عَمْرو بْن شُعَيْب عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدّه " أَنَّ اِمْرَأَة مِنْ الْيَمَن أَتَتْ رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , وَمَعَهَا اِبْنَة لَهَا , وَفِي يَد اِبْنَتهَا مَسَكَتَانِ غَلِيظَانِ مِنْ ذَهَب فَقَالَ لَهَا أَتُؤَدِّينَ زَكَاة هَذَا , قَالَ : أَيَسُرُّك أَنْ يُسَوِّرك اللَّه بِهِمَا يَوْم الْقِيَامَة سِوَارَيْنِ مِنْ نَار , قَالَ : فَخَلَعَتْهُمَا , فَأَلْقَتْهُمَا إِلَى النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَتْ : هُمَا لِلَّهِ وَلِرَسُولِهِ

Artinya : Hadits dari Amru bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya bahwa seorang perempuan dari Yaman datang menghadap Rasulullah saw bersama seorang anak perempuan yang ditangannya dua gelang emas. Bertanya nabi saw : Telah kamu keluarkan zakat barang ini ? Apakah kamu suka kelak pada hari kiamat kamu diberi gelang dengan dua gelang dari api neraka? Maka perempuan itu melepasnya dan  menyerahkan kedua benda itu kepada nabi seraya berkata : Kedua gelang ini untuk Allah dan rasulnya. HR Ahmad, Abu Daud, Nasai, Baihaqi, Thabrani, Daruqutni, al Humaidi

Dan berdasarkan surat at Taubah 34

) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ

34.  Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.

Dan berdasarkan hadits Nabi saw :


حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ حَدَّثَنِى أَبِى حَدَّثَنَا عَلِىُّ بْنُ عَاصِمٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُثْمَانَ بْنِ خُثَيْمٍ عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيدَ قَالَتْ دَخَلْتُ أَنَا وَخَالَتِى عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- وَعَلَيْهَا أَسْوِرَةٌ مِنْ ذَهَبٍ فَقَالَ لَنَا « أَتُعْطِيَانِ زَكَاتَهُ ». قَالَتْ فَقُلْنَا لاَ. قَالَ « أَمَا تَخَافَانِ أَنْ يُسَوِّرَكُمَا اللَّهُ أَسْوِرَةً مِنْ نَارٍ أَدِّيَا زَكَاتَهُ »

Dari Asma’ binti Yazid dia berkata : Saya bersama bibiku menghadap Nabi saw dan kami memakai gelang dari emas. Maka nabi saw menegor : Apakah kamu sudah mengeluarkan zakatnya ? Asma’ berkata : Kami menjawab : Belum. Maka nabi saw bersabda : Apakah kamu tidak takut  akan di gelangi oleh Allah dengan gelang dari api (neraka)?, Bayarkanlah zakatnya.
HR Ahmad, Baihaqi dan Daruqutni

YANG MENERIMA BAGIAN ZAKAT

10. Segerakanlah pengeluaran zakat hartamu

حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ سَعِيدٍ عَنِ ابْنِ أَبِى مُلَيْكَةَ أَنَّ عُقْبَةَ بْنَ الْحَارِثِ - رضى الله عنه - حَدَّثَهُ قَالَ صَلَّى بِنَا النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - الْعَصْرَ ، فَأَسْرَعَ ثُمَّ دَخَلَ الْبَيْتَ ، فَلَمْ يَلْبَثْ أَنْ خَرَجَ ، فَقُلْتُ أَوْ قِيلَ لَهُ فَقَالَ « كُنْتُ خَلَّفْتُ فِى الْبَيْتِ تِبْرًا مِنَ الصَّدَقَةِ ، فَكَرِهْتُ أَنْ أُبَيِّتَهُ فَقَسَمْتُهُ »
Uqbah bin Harits berkata : Nabi saw shalat Ashar bersama kami, setelah selesai beliau segera masuk rumah, dan sebentar kemudian beliau keluar. Maka saya bertanya atau ada orang yang bertanya kepada beliau. Maka jawab beliau : Aku tinggalkan dirumah emas bagian zakat dan saya tidak senang kalau barang itu bermalam di rumah, maka karena itu saya bagikan.
HR Bukhari

11. Kepada 8 (delapan) golongan yang berhak menerimanya, sebagaimana
      yang tersebut dalam firman Allah di surat at Taubah 60 :

إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (60)

60.  Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana[647].

Berdasarkan ayat itu maka yang berhak menerima zakat ialah :
  1. Fakir
  2. Miskin
  3. Yang diserahi mengurus zakat (memungut dan membagikan).
  4. Muallaf (yang sedang diperlembut hatinya)
  5. Budak-budak belian (dalam usaha memerdekakan dirinya)
  6. Yang berhutang
  7. Sabilillah (membela agama Allah)
  8. Anak jalanan (yang kehabisan bekal dalam perjalanan yang tidak untuk ma’shiyat)

(Adapun zakat Fithrah bagikanlah kepada orang-orang fakir dan miskin. Zakat itu boleh kamu keluarkan sebelum waktunya).

Berdasarkan hadits dari Ibnu Abbas ra :

وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ : { فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنْ اللَّغْوِ ، وَالرَّفَثِ ، وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ ، فَمَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلَاةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ ، وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلَاةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنْ الصَّدَقَاتِ } رَوَاهُ أَبُو دَاوُد وَابْنُ مَاجَهْ . وَصَحَّحَهُ الْحَاكِمُ

Dari Ibnu Abbas ra dia berkata : Rasulullah saw telah mewajibkan zakat fithrah untuk mensucikan diri  orang yang berpuasa dari perkataan sia-sia dan busuk serta untuk memberi makan kepada orang-orang miskin. Maka siapa yang melakukan sebelum shalat Id, itulah zkat yang diterima (maqbul). Sedang yang melakukannya sesudah shalat Id, maka itu sekedar sedekah. HR Abu Daud, Ibnu Majah dan Daruqutni. Kata al Hakim hadits ini shahih menurut syarat Bukhari.

12. Utamakanlah pemberian zakat itu kepada orang-orang dinegerimu

لأن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال لمعاذ بن جبل رضي الله عنه في الزكاة خذها من أغنيائهم واجعلها في فقرائهم

Karena Rasulullah saw berkata kepada Mu’az bin Jabal tentang zakat : Ambillah dari orang kaya mereka dan berikanlah kepada orang-orang miskin mereka. HR Bukhari ?

Kata “mereka” menunjukkan kepada orang di negeri itu.

13. Dan sebaiknya kamu berikan kepada kerabatmu

حَدَّثَنَا مُعَاذُ بن الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا بِشْرُ بن الْمُفَضَّلِ، حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ، عَنْ حَفْصَةَ بنتِ سِيرِينَ، عَنْ أُمِّ الرَّائِحِ بنتِ صُلَيْعٍ، عَنْ سَلْمَانَ بن عَامِرٍ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ:"إِنَّ الصَّدَقَةَ عَلَى الْمِسْكِينِ صَدَقَةٌ، وَإِنَّهَا عَلَى ذِي الرَّحِمِ اثْنَتَانِ: صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ".

Dari Salman bin Amir bahwa Rasulullah saw berkata : Sesungguhnya sedekah (zakat) kepada orang miskin hanya satu amal (sedekah), tetapi sedekah kepada kerabat adalah 2 (dua) amal yaitu sedekah dan pengekal kekerabatan.
HR Ahmad, Ibnu Majah, Tirmizi, Nasai, Baihaqi, Abdur Razak, al Hakim, Thabrani, Ibnu Hibban, As Sayuthi, ad Darimi, Daruqutni, al Humaidi, al Baghawi.

وَحَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بن إِسْحَاقَ التُّسْتَرِيُّ ، حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بن أَبِي شَيْبَةَ ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بن نُمَيْرٍ ، قَالا : حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ ، عَنْ أَيُّوبَ بن بَشِيرٍ ، عَنْ حَكِيمِ بن حِزَامٍ ، قَالَ : قِيلَ : يَا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ ؟ قَالَ : " الصَّدَقَةُ عَلَى ذِي الرَّحِمِ الْكَاشِحِ ".

Dari Hakimbin Hizam dia berkata : Ditanyakan orang kepada Rasulullah saw sedekah mana yang paling afdhal ? Rasul menjawab : Sedekah kepada keluarga yang memusuhi (dalam hati)
HR Ahmad, Baihaqi, Ibnu Abi Ashim, al Hakim, Thabrani, Ibnu Khuzaimah, al Qudha’i, Ad Darimi, al Humaidi. ( ini bukan dari HPT)

أَخْبَرَنَا بِشْرُ بْنُ خَالِدٍ قَالَ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ سُلَيْمَانَ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ عَنْ زَيْنَبَ امْرَأَةِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَتْ  قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلنِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ وَلَوْ مِنْ حُلِيِّكُنَّ قَالَتْ وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ خَفِيفَ ذَاتِ الْيَدِ فَقَالَتْ لَهُ أَيَسَعُنِي أَنْ أَضَعَ صَدَقَتِي فِيكَ وَفِي بَنِي أَخٍ لِي يَتَامَى فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ سَلِي عَنْ ذَلِكَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا عَلَى بَابِهِ امْرَأَةٌ مِنْ الْأَنْصَارِ يُقَالُ لَهَا زَيْنَبُ تَسْأَلُ عَمَّا أَسْأَلُ عَنْهُ فَخَرَجَ إِلَيْنَا بِلَالٌ فَقُلْنَا لَهُ انْطَلِقْ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَلْهُ عَنْ ذَلِكَ وَلَا تُخْبِرْهُ مَنْ نَحْنُ فَانْطَلَقَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَنْ هُمَا قَالَ زَيْنَبُ قَالَ أَيُّ الزَّيَانِبِ قَالَ زَيْنَبُ امْرَأَةُ عَبْدِ اللَّهِ وَزَيْنَبُ الْأَنْصَارِيَّةُ قَالَ نَعَمْ لَهُمَا أَجْرَانِ أَجْرُ الْقَرَابَةِ وَأَجْرُ الصَّدَقَةِ

Dari Amru bin Harits dari Zainab isteri Abdullah dia berkata : Rasulullah saw berkata kepada para wanita : Bersedekahlah kamu walaupun dari perhiasanmu. Dan berkata Zainab : Abdullah itu seorang yang ringan tangan. Maka Zainab berkata : Bisakah engkau menolongku bahwa saya meletakkan sedekah saya padamu dan untuk anak saudara saya yang yatim. Abdullah berkata : Tanyalah hal itu kepada Rasulullah saw. Dia berkata : Saya mendatangi nabi saw dan dipintunya ada seorang wanita Anshar yang juga dipanggil Zainab, dan dia juga akan bertanya sama dengan pertanyaan ku. Maka keluar Bilal , dan kami berkata kepadanya : Pergilah kepada Rasulullah dan tanyakan tentang pertanyaan pertanyaan itu, dan jangan katakana siapa kami. Maka Bilal menemui Rasul . Rasul bertanya kepadanya, Siapa mereka (yang diluar itu) ? Jawab Bilal Zainab isteri Abdullah dan Zainab orang Anshar. Nabi menjawab : Ya, bagi keduanya dua pahala, yaitu pahala kerabat dan pahala sedekah.
HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Nasai, ad Darimi, Ibnu Hibban, Baihaqi, al Hakim, Thabrani, Abi Iwanah, Ibnu Khuzaimah, at Thayalisi.

14. Dan jangan diberikan kepada keluarga Bani Hasyim (kerabat nabi dan
      keturunannya) dan jangan pula kepada budak-budak mereka.

أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ : مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ فُورَكَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ الأَصْبَهَانِىُّ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ حَبِيبٍ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِىُّ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنِ الْحَكَمِ عَنِ ابْنِ أَبِى رَافِعٍ عَنْ أَبِى رَافِعٍ : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بَعَثَ رَجُلاً مِنْ بَنِى مَخْزُومٍ عَلَى الصَّدَقَةِ فَقَالَ لأَبِى رَافِعٍ : اصْحَبْنِى كَيْمَا نُصِيبُ مِنْهَا قَالَ : لاَ حَتَّى آتِىَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَأَسْأَلَهُ فَانْطَلَقَ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَسَأَلَهُ فَقَالَ :« إِنَّ الصَّدَقَةَ لاَ تَحِلُّ لَنَا وَإِنَّ مَوْلَى الْقَوْمِ مِنْ أَنْفُسِهِمْ ».

Dari Abi Rafi’ bahwa Rasulullah saw mengutus seorang laki-laki dari Bani Makhzum memungut zakat. Maka dia berkata kepada Abi Rafi’ : temanilah saya supaya kita dapat bagian darinya. Dia (Abi Rafi’) berkata : Tidak, sampai saya berjumpa dengan Rasulullah saw. Maka dia mau bertanya dan berjalan kepada nabi saw dan ditanyanya. Nabi menjawab : Sesungguhnya zakat itu tidak halal bagi kita dan budak suatu kaum sama dengan dengan mereka.    HR Ahmad, Nasai, Tirmizi, Ibnu Abi Syaibah, Baihaqi, al Hakim, Thabrani, at Thayalisi, as Sayuthi, al Baghawi.


BEBERAPA MASALAH SEKITAR ZAKAT (hal. 362 – 364)

1. HAL ZAKAT DAN PAJAK

Apakah membayar pajak telah mencakup kewajiban mengeluarkan zakat ?
Jawab : Zakat dan pajak adalah 2 kewajiban yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri. Sebab itu membayar satu dari dua itu, tidaklah menggugurkan kewajiban yang lain.

Zakat dan pajak adalah 2 kewajiban yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri. Karena zakat adalah suatu kewajiban yang diwajibkan oleh Allah, yang ditentukan kadarnya dan ditentukan pula siapa yang berhak menerimanya. Sedang pajak adalah suatu kewajiban yang ditentukan oleh Negara.

2. PEMINDAHAN ZAKAT

Hasil pengumpulan zakat harus dibagikan kepada yang berhak menerima di daerah pemungutannya. Jika dipandang perlu dapat dipindahkan ke lain daerah.

Hasil pengumpulan zakat jika dipandang perlu dapat dipindahkan ke lain daerah. Hal ini karena adanya aneka pemikiran tentang prosedur pembagian zakat di zaman salaf (zaman sahabat, tabi’in dan tabiit tabi’in).

Ada yang mempergunakan hadits :

فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ

Maka kabarkanlah  kepada mereka sesungguhnya Allah mewajibkan zakat kepada mereka yang diambil dari orang kaya mereka dan diserahkan kepada orang miskin mereka.

Hadits ini dijadikan sebagai dalil tidak diperbolehkannya zakat dibagi kelain daerah dari pada tempat pemungutannya, dengan alasan dhamir “him” diartikan “ahlul balad” = penduduk negeri itu.
Disamping itu ada yang mempergunakannya justru sebagai dalil untuk diperbolehkannya dibagi ke lain daerah dari pada tempat pemungutannya, dengan alasan “him” diartikan “al muslimun”.

Maka asal dibagikan kepada kaum muslimin dimanapun mereka berada, tidak ada halangannya. Hal ini diperkuat dengan hadits riwayat an Nasai dari Abdullah bin Hilal as Tsaqafi.

أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ مَنْصُورٍ وَمَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مَيْسَرَةَ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْأَسْوَدِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ هِلَالٍ الثَّقَفِيِّ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ كِدْتُ أُقْتَلُ بَعْدَكَ فِي عَنَاقٍ أَوْ شَاةٍ مِنْ الصَّدَقَةِ فَقَالَ لَوْلَا أَنَّهَا تُعْطَى فُقَرَاءَ الْمُهَاجِرِينَ مَا أَخَذْتُهَا

Dari Abdullah bin Hilal as Tsaqafi dia berkata : Ada orang datang kepada nabi lalu berkata : Aku hamper-hampir terbunuh sesudah engkau suruh karena unta dan kambing sedekah (zakat). Bersabda nabi saw : Andaikata bukan untuk diberikan kepada kaum muhajirin yang fakir niscaya tidak akan aku pungut. HR Nasai

Dan hadits riwayat (ta’liq ) dari Mu’az.                                               

أَخْبَرَنَا أَبُو سَعِيدِ بْنُ أَبِى عَمْرٍو حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ : مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِىِّ بْنِ عَفَّانَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مَيْسَرَةَ عَنْ طَاوُسٍ قَالَ قَالَ مُعَاذٌ يَعْنِى ابْنَ جَبَلٍ بِالْيَمَنِ : ائْتُونِى بِخَمِيسٍ أَوْ لَبِيسٍ آخُذْهُ مِنْكُمْ مَكَانَ الصَّدَقَةِ فَإِنَّهُ أَهْوَنُ عَلَيْكُمْ ، وَخَيْرٌ  لِلْمُهَاجِرِينَ بِالْمَدِينَةِ.

Muaz bin Jabal berkata kepada penduduk Yaman. Berilah kepadaku kain dan pakaian itu sebagai ganti zakat yang aku pungut, karena lebih menyenangkan kepadamu dan lebih berguna bagi kaum muhajirin di Madinah. HR Baihaqi.

3. MEMODALKAN ZAKAT

Zakat untuk dimodalkan tidak dibenarkan, kecuali dengan izin mustahiqqin (yang berhak menerima zakat).

Masalah memodalkan zakat semula difahami dalam gambaran pengumpulan dana zakat oleh lembaga untuk diperkembangkan melalui usaha bersama, dan keuntungannya diterimakan (mungkin dalam jumlah berganda) dalam waktu kemudian kepada yang berhak menerimanya melalui orang-orang tertentu. Hal yang demikian dianggapnya suatu cara yang lebih bermanfaat dan maslahat dari pada cara-cara selama masa lampau.

Muktamar Tarjih hanya dapat mempertimbangkan dari segi akad serah terima dalam bidang muamalat yang dalam hal ini tidak difahami syarat-syarat akadnya yang sah yang harus ada pada pemindahan hak milik dari orang pertama kepada orang kedua. Unsur kerelaan harus dirintis jelas-jelas dalam proses yang dimaksudkan. Itulah yang dimaksudkan oleh putusan Muktamar Tarjih.

4. MUHAMMADIYAH SEBAGAI AMIL ZAKAT
er
Muhammadiyah sebagai amil zakat tidak ada halangannya. Bahwa yang dimaksud dalam hak amil ialah hak pengurusannya, sehingga suatu badan/organisasi tidak ada halangan untuk menjadi amil zakat.

5. NISHAB STANDARD ZAKAT

Yang menjadi standard zakat ialah emas murni (24 karat) dengan berat 85 gram. Muktamar meng amanatkan kepada PP Muhammadiyah Majlis Tarjih untuk menyusun konsepsi Islam tentang persoalan harta kekayaan.
Standar nishab zakat nuqud (uang) ialah emas murni (24 karat) dengan ukuran 85 gram (berdasar hasil penyelidikan terakhir bahwa 1 mitsqal emas sama dengan 4,25 gram). Karena pada zaman nabi saw nilai 200 dirham perak sama dengan 20 mitsqal. Dan dalam perhitungan sekarang telah dipakai standar emas.
Putusan ini, sebagai koreksi putusan Muktamar Tarjih yang mempergunakan perak sebagai standar.

Ini bukan dari HPT

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ الدَّقَّاقُ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْفَضْلِ بْنِ سَلَمَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِى شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَلِىُّ بْنُ هَاشِمٍ عَنِ ابْنِ أَبِى لَيْلَى عَنْ عَبْدِ الْكَرِيمِ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لَيْسَ فِى أَقَلَّ مِنْ خَمْسِ ذَوْدٍ شَىْءٌ وَلاَ فِى أَقَلَّ مِنْ أَرْبَعِينَ مِنَ الْغَنَمِ شَىْءٌ وَلاَ فِى أَقَلَّ مِنْ ثَلاَثِينَ مِنَ الْبَقَرِ شَىْءٌ وَلاَ فِى أَقَلَّ مِنْ عِشْرِينَ مِثْقَالاً مِنَ الذَّهَبِ شَىْءٌ وَلاَ فِى أَقَلَّ مِنْ مِائَتَىْ دِرْهَمٍ شَىْءٌ وَلاَ فِى أَقَلَّ مِنْ خَمْسَةِ أَوْسُقٍ شَىْءٌ وَالْعُشْرُ فِى التَّمْرِ وَالزَّبِيبِ وَالْحِنْطَةِ وَالشَّعِيرِ وَمَا سُقِىَ سَيْحًا فَفِيهِ الْعُشْرُ وَمَا سُقِىَ بِالْغَرْبِ فَفِيهِ نِصْفُ الْعُشْرِ ».

Artinya : Dari Amru bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya dari nabi saw beliau berkata : Tidak ada zakat pada yang kurang dari 5 zaud (unta), dan tidak pula pada kambing yang kurang dari 40 ekor, dan tidak pula pada lembu yang kurang dari 30 ekor, dan tidak pula pada emas yang kurang dari 20 mitsqal, dan tidak pula pada perak yang kurang dari 200 dirham, dan dan tidak pula pada tanaman yang kurang dari 5 awsuq. Dan zakat itu pada tamar, anggur kering, gandum. Kalau tadah hujan maka zakatnya sepersepuluh (10 %), dan kalau dengan pengairan seperdua puluh (5 %).
HR Ibnu Abi Syaibah dan Daruqutni
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ قَالَ إِذَا كَانَتْ لَكَ مِائَتَا دِرْهَمٍ وَحَالَ عَلَيْهَا الْحَوْلُ فَفِيهَا خَمْسَةُ دَرَاهِمَ وَلَيْسَ عَلَيْكَ شَيْءٌ يَعْنِي فِي الذَّهَبِ حَتَّى يَكُونَ لَكَ عِشْرُونَ دِينَارًا فَإِذَا كَانَ لَكَ عِشْرُونَ دِينَارًا وَحَالَ عَلَيْهَا الْحَوْلُ فَفِيهَا نِصْفُ دِينَارٍ
Dari Ali bin Abi Tholib  dari Rosululloh bersabda : “Jika engkau memiliki 200 dirham  dan sudah lewat satu tahun , maka wajib mengeluarkan zakat lima dirham. Dan engkau tidak wajib mengeluarkan apapun  sehingga engkau memiliki dua puluh dinar, namun jika engkau memiliki dua puluh dinar dan sudah lewat satu tahun, maka wajib mengeluarkan setengah dinar.”
(HR. Abu Dawud : 1558, Tirmidzi : 616, Nasa’i 5/37, Ibnu Majah : 1790 dengan sanad shohih sebagaimana dinyatakan oleh Imam Bukhori, al Hafidz Ibnu Hajar dan al Albani)

Tambahan :

CARA MENGHITUNG DAN MENGELUARKAN ZAKAT MENURUT BUKU FIQHUZ ZAKAH (HUKUM ZAKAT) OLEH DR YUSUF QARDHOWI.



Menghitung zakat dagang (perniagaan).
Apabila sudah jatuh tempo berzakat, maka hitunglah :
-          hitunglah berapa uang kontan.
-          hitunglah barang yang ada dan hitung berapa nilai barang itu.
-          Hitunglah berapa piutang yang ada pada orang lain (yang kemungkinan besar akan dibayarnya). Piutang yang kemungkinan tidak akan dibayar, tetapi kemudian ternyata dibayarnya, maka dimasukkan kepada perhitungan zakat tahun depan.
Semuanya dijumlahkan !
-          Kemudian keluarkan hutang.
-          Setelah dikurangi dengan hutang, maka barulah dikeluarkan zakatnya sebanyak 2,5 % dari jumlah tersebut.
Yang diatas adalah bagi pedagang rutin.

Sedangkan bagi pedagang spekulan (umpamanya membeli tanah atau rumah) kemudian menunggu sampai harga tanah atau rumah tersebut naik. Zakatnya tidak setiap tahun, tetapi kapan dia menjual tanah/rumah tersebut.
Spekulan disini tentulah bukan spekulan yang dilarang pemerintah (seperti menumpuk BBM dan kemudian menjualnya dengan harga mahal).






Tidak ada komentar:

Posting Komentar