HIMPUNAN PUTUSAN TARJIH
TENTANG ZAKAT
----------------------------------------------------------------------------
Disalin oleh : H. Sufriadi Hasan Basri BA*
PENDAHULUAN
بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang.
وَمَا
أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ
مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا
الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ (5)
5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat,
dan yang demikian itulah agama yang lurus. Surat
al Bayyinah 5
[1595] Lurus berarti jauh dari syirik
(mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.
قَدْ أَفْلَحَ
الْمُؤْمِنُونَ (1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ (2) وَالَّذِينَ
هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (3) وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ (4)
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang
beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam
sembahyangnya,
3. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari
(perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
4. Dan orang-orang yang menunaikan zakat, Surat
al Mukminun 1 – 4
وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ رِبًا لِيَرْبُوَ فِي أَمْوَالِ النَّاسِ فَلَا
يَرْبُو عِنْدَ اللَّهِ وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ زَكَاةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ
فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُضْعِفُونَ
39. Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, Maka riba
itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat
yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat
demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). Surat
ar Rum 39
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ
الْأَرْضِ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ
إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
267. Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah
(di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari
apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih
yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak
mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan
Ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Surat
al Baqarah 267
أَنْبَأَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ
بْنُ أَحْمَدَ الْمَلِيحِيُّ ، أَنْبَأَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ النُّعَيْمِيُّ
، أَنْبَأَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ ، أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ
اللَّهِ بْنُ مُوسَى ، أَنْبَأَنَا حَنْظَلَةُ بْنُ أَبِي سُفْيَانَ ، عَنْ عِكْرِمَةَ
بْنِ خَالِدٍ ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : بُنِيَ الإِسْلامُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ
أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ
اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَالْحَجِّ
، وَصَوْمِ رَمَضَانَ
Dari Ibnu Umar ra
: Berkata rasulullah saw : Islam itu dibangun atas 5 hal, yaitu syahadat
(pengakuan) bahwa tidak ada tuhan melainkan hanya Allah dan syahadat
(pengakuan) bahwa Muhammad itu rasul Allah, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, haji ker baitullah dan puasa Ramadhan. HR Bukhari, Muslim, Ahmad,
Nasai, Turmizi, Ibnu Asakir, al Humaidi, Abu Ya’la, Ibnu Khuzaimah, Ibnu
Hibban, Baihaqi, Thabrani.
*Ketua Majlis Tarjih
dan Tajdid PDM Kota Binjai dan Wakil Pimpinan Pesantren
Muhammadiyah Kwala Madu, serta anggota Komisi
Fatwa MUI Binjai
ZAKAT FITHRAH
(FITHRI)
1. Apabila terbenam matahari pada akhir Ramadhan,
sedang kamu berkelapangan rizki, maka keluarkanlah zakat fithrah sebanyak
satu sha’* dari bahan makanan mu sebelum shalat Id, untuk membersihkan
puasamu dan untuk makanan orang-orang miskin.
*Satu sha’ adalah 4 kati atau 2 ½ kg
Berdasarkan hadits dari Ibnu Umar ra :
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
: { فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ
، صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ : عَلَى الْعَبْدِ ، وَالْحُرِّ ، وَالذَّكَرِ
، وَالْأُنْثَى ، وَالصَّغِيرِ ، وَالْكَبِيرِ ، مِنْ الْمُسْلِمِينَ ، وَأَمَرَ بِهَا
أَنْ تُؤَدَّى قَبْلَ خُرُوجِ النَّاسِ إلَى الصَّلَاةِ } . مُتَّفَقٌ عَلَيْه
Hadits dari Ibnu Umar ra dia berkata : Rasulullah saw
telah mewajibkan Zakat Fithrah satu sha’ dari tamar, atau satu sha’ dari
gandum atas budak, orang merdeka, laki-laki, wanita, baik kecil maupun besar
dari kaum muslimin. Dan beliau menyuruh membagikannya sebelum orang-orang pergi
shalat Ied. HR Bukhari,
Muslim, Malik, Ahmad, Turmizi, Syafi’i, Nasai, Ibnu Hibban, ad Darimi, Daruqutni
dan Baihaqi.
Dan menilik firman Allah swt dalam surat Thalaq ayat 7
لِيُنْفِقْ
ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ لَا
يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ
يُسْرًا (7)
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah
menurut kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi
nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban
kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah
kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.
Maksudnya hendaklah orang yang mampu mengeluarkan infaq atau
zakatnya.
Dan menilik hadits dari Abi Sa’id al Khudri ra
أَخْبَرَنَا أَبُو زَكَرِيَّا بْنُ أَبِي إِسْحَاقَ
، أَخْبَرَنَا أَبُو الْحَسَنِ الطَّرَائِفِيُّ ، حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ سَعِيدٍ
، حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ ، فِيمَا
قُرِئَ عَلَى مَالِكٍ ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ ، عَنْ عِيَاضِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي السَّرْحِ الْعَامِرِيِّ ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ
، يَقُولُ : كُنَّا نُخْرِجُ زَكَاةَ الْفِطْرِ صَاعًا مِنْ طَعَامٍ ، أَوْ
صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ ، أَوْ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ ، أَوْ صَاعًا مِنْ زَبِيبٍ ، أَوْ
صَاعًا مِنْ أَقِطٍ
Dari Iyadh bin Abdillah bin Sa’d bin Abi Sarh al ‘Amiri
dia mendengar Abu Said al Khudri berkata : Adalah kami mengeluarkan zakat
fithrah satu sha’ dari makanan pokok, atau satu sha’ dari gandum, atau satu
sha’ dari kurma, atau satu sha’ dari kismis, atau satu sha’ dari keju.
HR Bukhari, Muslim, Nasai, Turmizi, Ibnu Majah, Malik,
Syafi’i, Abdur Razak, Ibnu Khuzaimah, ad Darimi, Daruqutni, Baihaqi, Abi
Iwanah.
Dan menilik hadits dari Ibnu Abbas ra :
وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ : { فَرَضَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ
مِنْ اللَّغْوِ ، وَالرَّفَثِ ، وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ ، فَمَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ
الصَّلَاةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ ، وَمَنْ أَدَّاهَا
بَعْدَ الصَّلَاةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنْ الصَّدَقَاتِ } رَوَاهُ أَبُو دَاوُد وَابْنُ
مَاجَهْ . وَصَحَّحَهُ الْحَاكِمُ
Dari Ibnu Abbas ra dia berkata : Rasulullah saw telah
mewajibkan zakat fithrah untuk mensucikan diri orang yang berpuasa dari perkataan sia-sia dan
busuk serta untuk memberi makan kepada orang-orang miskin. Maka siapa
yang melakukan sebelum shalat Id, itulah zkat yang diterima (maqbul).
Sedang yang melakukannya sesudah shalat Id, maka itu sekedar sedekah. HR
Abu Daud, Ibnu Majah dan Daruqutni. Kata al Hakim hadits ini shahih menurut
syarat Bukhari.
ZAKAT TANAMAN
2. Apabila hasil tanamanmu telah
sampai nisab, yaitu 5 wasaq** = 7 ½
kwintal =
750 kg. Berdasarkan hadits dari Abi Sa’id al
Khudri :
وَحَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا
عَبْدُ الرَّحْمَنِ - يَعْنِى ابْنَ مَهْدِىٍّ - حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ إِسْمَاعِيلَ
بْنِ أُمَيَّةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ عَنْ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لَيْسَ فِى حَبٍّ وَلاَ تَمْرٍ صَدَقَةٌ
حَتَّى يَبْلُغَ خَمْسَةَ أَوْسُقٍ
وَلاَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ ذَوْدٍ صَدَقَةٌ وَلاَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ أَوَاقٍ صَدَقَةٌ ».
Dari Abi Sa’id al Khudri bahwa Nabi saw berkata : Tidaklah
dikenakan zakat atas biji-bijian dan kurma sehingga sampai 5 (lima) wasaq.
HR Muslim, Nasai, Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah, Baihaqi, Abdur Razaq, Abi
Iwanah.
3. Maka keluarkanlah
zakatnya yaitu sepersepuluhnya ( 10 % ), kecuali tanaman yang diairi dengan
sarana pengairan, maka zakatnya dikenakan seperduapuluhnya ( 5 % ).
عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : فِيمَا سَقَتِ السَّمَاءُ وَالْعُيُونُ
أَوْ كَانَ عَثَرِيًّا الْعُشْرُ ، وَمَا سُقِيَ بِالنَّضْحِ
نِصْفُ الْعُشْرِ
Dari Salim bin Abdullah dari ayahnya dari nabi saw beliau
berkata : Pada tanaman yang yang disiram hujan dari langit atau yang
digenangi air selokan dikenakan zakatnya sepersepuluhnya, sedang bagi
tanaman yang disiram/diairi dengan sarana pengairan seperduapuluhnya.
HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Daud, Turmuzi, Nasai, Ibnu Majah, Malik,
Abdur Razak, Ibnu Abi Syaibah, Al Bazar, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban,
Daruqutni, Baihaqi, al Hakim, ad Darimi.
ZAKAT HEWAN
4. Apabila kamu mempunyai
hewan ternak yakni unta, kambing, atau sapi jumlahnya sampai kepada nisabnya
yaitu 5 ekor unta, 40 ekor kambing atau 30 ekor sapi, sedang telah setahun menjadi kepunyaanmu,
Berdasarkan hadits :
وَأَخْبَرَنَا أَبُو الْحُسَيْنِ بْنُ الْفَضْلِ الْقَطَّانُ بِبَغْدَادَ
أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرِ بْنِ دُرُسْتُوَيْهِ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ
بْنُ سُفْيَانَ حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنِى عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ
حَدَّثَنِى عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَالِمٍ عَنِ الزَّبِيدِىِّ قَالَ حَدَّثَنِى يَحْيَى
بْنُ جَابِرٍ أَنَّ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ جُبَيْرٍ حَدَّثَهُ أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ
أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مُعَاوِيَةَ الْغَاضِرِىَّ حَدَّثَهُمْ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- قَالَ :« ثَلاَثٌ مَنْ فَعَلَهُنَّ فَقَدْ طَعِمَ طَعْمَ الإِيمَانِ
: مَنْ عَبَدَ اللَّهَ وَحْدَهُ فَإِنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، وَأَعْطَى
زَكَاةَ مَالِهِ طَيِّبَةً بِهَا نَفْسُهُ رَافِدَةً عَلَيْهِ فِى كُلِّ عَامٍ ،
وَلَمْ يُعْطِ الْهَرِمَةَ وَلاَ الدَّرِنَةَ وَلاَ الشَّرَطَ اللاَّئِمَةَ وَلاَ الْمَرِيضَةَ
وَلَكِنْ مِنْ أَوْسَطِ أَمْوَالِكُمْ فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَمْ يَسْأَلْكُمْ
خَيْرَهُ وَلَمْ يَأْمُرْكُمْ بِشَرِّهِ وَزَكَّى عَبْدٌ نَفْسَهُ » فَقَالَ رَجُلٌ
: مَا تَزْكِيَةُ الْمَرْءِ نَفْسَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ :« يَعْلَمُ أَنَّ
اللَّهَ مَعَهَ حَيْثُ مَا كَانَ ». وَقَالَ غَيْرُهُ :« وَلاَ الشَّرَطَ اللَّئِيمَةَ
».
Artinya : Bahwa Abdullah bin Muawiyah al Ghadhiri
bercerita bahwa Rasulullah saw berkata : Ada
3 hal, siapa yang melakukannya tentulah akan mengenyam rasa iman yaitu 1. orang
yang hanya menyembah Allah dan bahwa tidak ada tuhan melainkan hanya Allah. 2.
memberikan zakat harta bendanya dengan ikhlas serta berusaha memberikannya
setiap tahun 3. tidak memberikan zakat hewan yang sangat tua, korengan,
berpenyakit atau tidak mengeluarkan susu, tetapi mengeluarkan zakat yang cukup (pertengahan)
dari hartamu. Karena sesungguhnya Allah azza wajalla tidak meminta yang
terbaik dan tidak menyuruh yang terburuk, dan dia berusaha membaguskan dirinya
(ikhlas). Berkata seorang laki-laki :
Apa itu membaguskan diri (ikhlas) ya rasulullah ? Jawabnya : Dia
mengetahui bahwa Allah bersamanya dimanapun dia berada.
HR Abu Daud, Thabrani, Baihaqi, Ibnu Abi Ashim.
5. Maka keluarkanlah zakatnya menurut ketentuan sebagai
berikut :
Zakat Unta
a. 5 sampai 24 ekor unta, tiap 5 ekor dikenakan zakatnya
se ekor kambing.
b. 25 sampai 35 ekor unta, dikenakan zakatnya se ekor anak unta betina
umur 2 tahun
c. 36 sampai 45 ekor unta, dikenakan zakatnya se ekor anak unta betina
umur 3 tahun
d. 46 sampai 60 ekor unta, dikenakan zakatnya se ekor anak unta betina
umur 4 tahun
e. 61 sampai 75 ekor unta, dikenakan zakatnya se ekor anak unta betina
umur 5 tahun
f. 76 sampai 90 ekor unta, dikenakan zakatnya 2 ekor anak unta betina
umur 3 tahun
g. 91 sampai 120 ekor unta, dikenakan zakatnya 2 ekor anak
unta betina umur 4 tahun
h. Lebih dari 120 ekor unta, maka tiap-tiap 40 ekor
dikenakan zakatnya seekor anak unta betina umur 3 tahun, dan tiap-tiap 50 ekor
dikenakan zakatnya seekor anak unta betina umur 4 tahun.
Zakat kambing :
a. Mulai 40 sampai 120 ekor kambing dikenakan zakatnya se
ekor kambing
b. Mulai 121 sampai 200 ekor kambing dikenakan zakatnya 2
ekor kambing
c. Mulai 201 sampai 300 ekor kambing dikenakan zakatnya 3
ekor kambing
d. Selebih dari 300 ekor kambing, maka tiap 100 ekor
dikenakan zakatnya se ekor kambing.
وَعَنْ أَنَسٍ { أَنَّ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ كَتَبَ لَهُ : هَذِهِ فَرِيضَةُ الصَّدَقَةِ الَّتِي فَرَضَهَا رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمُسْلِمِينَ وَاَلَّتِي أَمَرَ اللَّهُ
بِهَا رَسُولَهُ فِي كُلِّ أَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ مِنْ الْإِبِلِ
فَمَا دُونَهَا الْغَنَمُ : فِي كُلِّ خَمْسٍ شَاةٌ ، فَإِذَا بَلَغَتْ خَمْسًا وَعِشْرِينَ
إلَى خَمْسٍ وَثَلَاثِينَ فَفِيهَا بِنْتُ مَخَاضٍ أُنْثَى ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ فَابْنُ
لَبُونٍ ذَكَرٌ ، فَإِذَا بَلَغَتْ سِتًّا وَثَلَاثِينَ إلَى خَمْسٍ وَأَرْبَعِينَ
فَفِيهَا بِنْتُ لَبُونٍ أُنْثَى ، فَإِذَا بَلَغَتْ سِتًّا وَأَرْبَعِينَ إلَى سِتِّينَ
فَفِيهَا حِقَّةٌ طَرُوقَةُ الْجَمَلِ ، فَإِذَا بَلَغَتْ وَاحِدَةً وَسِتِّينَ إلَى
خَمْسٍ وَسَبْعِينَ فَفِيهَا جَذَعَةٌ ، فَإِذَا بَلَغَتْ سِتًّا وَسَبْعِينَ إلَى
تِسْعِينَ فَفِيهَا بِنْتَا لَبُونٍ ، فَإِذَا بَلَغَتْ إحْدَى وَتِسْعِينَ إلَى عِشْرِينَ
وَمِائَةٍ فَفِيهَا حِقَّتَانِ طَرُوقَتَا الْجَمَلِ ، فَإِذَا زَادَتْ عَلَى عِشْرِينَ
وَمِائَةٍ فَفِي كُلِّ أَرْبَعِينَ بِنْتُ لَبُونٍ ، وَفِي كُلِّ خَمْسِينَ حِقَّةٌ
، وَمَنْ لَمْ يَكُنْ مَعَهُ إلَّا أَرْبَعٌ مِنْ الْإِبِلِ فَلَيْسَ فِيهَا صَدَقَةٌ
إلَّا أَنْ يَشَاءَ رَبُّهَا .
وَفِي صَدَقَةِ الْغَنَمِ فِي سَائِمَتِهَا إذَا كَانَتْ
أَرْبَعِينَ إلَى عِشْرِينَ وَمِائَةِ شَاةٍ شَاةٌ ، فَإِذَا زَادَتْ عَلَى عِشْرِينَ
وَمِائَةٍ إلَى مِائَتَيْنِ فَفِيهَا شَاتَانِ ، فَإِذَا زَادَتْ عَلَى مِائَتَيْنِ
إلَى ثَلَاثِمِائَةٍ فَفِيهَا ثَلَاثُ شِيَاهٍ ، فَإِذَا زَادَتْ عَلَى ثَلَاثِمِائَةٍ
فَفِي كُلِّ مِائَةٍ شَاةٌ ، فَإِذَا كَانَتْ سَائِمَةُ الرَّجُلِ نَاقِصَةً مِنْ أَرْبَعِينَ
شَاةٍ شَاةً وَاحِدَةً فَلَيْسَ فِيهَا صَدَقَةٌ ، إلَّا أَنْ يَشَاءَ رَبُّهَا ، وَلَا
يُجْمَعُ بَيْنَ مُتَفَرِّقٍ وَلَا يُفَرَّقُ بَيْنَ مُجْتَمِعٍ خَشْيَةَ الصَّدَقَةِ
، وَمَا كَانَ مِنْ خَلِيطَيْنِ فَإِنَّهُمَا يَتَرَاجَعَانِ بَيْنَهُمَا بِالسَّوِيَّةِ
، وَلَا يُخْرَجُ فِي الصَّدَقَةِ هَرِمَةٌ ، وَلَا ذَاتُ عَوَارٍ ، وَلَا تَيْسٌ إلَّا
أَنْ يَشَاءَ الْمُصَّدِّقُ ، وَفِي الرِّقَةِ : فِي مِائَتَيْ دِرْهَمٍ رُبُعُ الْعُشْرِ
،
Dari Anas ra bahwa Abu Bakar Siddiq ra pernah menulis
surat : Ini kewajiban zakat (sedekah) yang telah difardhukan Allah atas kaum
muslimin dan yang telah diperintahkan Allah dan rasulnya, yaitu pada setiap 24
kebawah pada setiap 5 ekor unta zakatnya se ekor kambing. Apabila sampai
25 sampai 35 unta, maka zakatnya 1 ekor makhad (anak unta umur 2 tahun). Dan
jika tidak sampai maka ibnu labun jantan. Dan jika sampai 36 sampai 45 ekor
unta, maka zakatnya bintu labun (anak unta betina umur 3 tahun). Dan jika 46
sampai 60 maka zakatnya hiqqah tharuqah (unta umur 4 tahun). Bila 61 sampai 75
unta, maka zakatnya seekor jaza’ah (unta betina umur 5 tahun). Bila 76 sampai
90 unta, maka zakatnya 2 ekor binta labun (anak unta betina umur 3 tahun). Bila
91 sampai 120 unta, maka zakatnya 2 ekor hiqqah tharuqah ( unta betina umur 4
tahun). Dan jika lebih dari 120 ekor, maka tiap-tiap 40 ekor zakatnya bintu
labun (anak unta betina umur 3 tahun). Dan pada setiap 50 ekor maka zakatnya
hiqqah tharuqah (unta umur 4 tahun). Dan kalau seseorang hanya punya 4 ekor
unta, maka tidak ada zakatnya, kecuali jika dikehendaki pemiliknya (kerelaaan
yang punya).
Pada zakat kambing jika ada 40 sampai 120 ekor kambing, maka
zakatnya 1 ekor kambing. Jika lebih 120 sampai 200, maka zakatnya 2 ekor
kambing. Jika lebih 200 sampai 300, maka zakatnya 3 ekor kambing. Jika lebih
300 ekor kambing, maka setiap 100 ekor zakatnya 1 ekor kambing. Dan jika kurang
dari 40 ekor walaupun hanya seekor, maka tidak ada zakatnya, kecuali kehendak
yang punya sendiri. Tidak boleh dikumpulkan diantara yang terpisah dan tidak
boleh pula memisahkan yang berkumpul karena takut membayar zakat. Dan tidak
pula dua yang bercampur karena keduanya kembali sama. Dan janganlah
mengeluarkan zakat dari yang tua, jangan pula
6. Zakat Sapi
a. Tiap-tiap 30
ekor sapi dikenakan zakatnya se ekor anak sapi umur 1 thn (jantan atau betina)
b. Tiap-tiap 40
ekor sapi dikenakan zakatnya se ekor anak sapi umur 2 tahun.
Berdasarkan hadits :
وَأَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ الْحَارِثِ
الْفَقِيهُ أَخْبَرَنَا عَلِىُّ بْنُ عُمَرَ الْحَافِظُ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ النَّيْسَابُورِىُّ
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ
وَالثَّوْرِىُّ عَنِ الأَعْمَشِ عَنْ أَبِى وَائِلٍ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ مُعَاذِ بْنِ
جَبَلٍ قَالَ : بَعَثَهُ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- إِلَى الْيَمَنِ فَأَمَرَهُ
أَنْ يَأْخُذَ مِنْ كُلِّ ثَلاَثِينَ بَقَرَةً تَبِيعًا أَوْ تَبِيعَةً ، وَمِنْ كُلِّ
أَرْبَعِينَ مُسِنَّةً
Dari Masruq dari Mu’az bin Jabal dia berkata : Tatkala dia
di utus Nabi saw ke Yaman, maka nabi saw memerintahkannya untuk memungut 1 ekor
tabi’ atau tabi’ah (anak sapi umur 1 tahun jantan atau betina) dari setiap 30
ekor sapi dan memungut 1 ekor musinnah (anak sapi umur 2 tahun ). HR Ibnu
Majah, Abu Daud, Tirmizi, Nasai,
Baihaqi, Abdur Razaq, al Hakim, Thabrani dan Ibnu Khuzaimah, Daruqutni,
al Baghawi, Malik, Ibnu Abi Syaibah.
ZAKAT EMAS DAN PERAK
7. Apabila barang perakmu
sampai kepda nishabnya ialah seberat 200
dirham (5 awaq = 672 gram). Demikian pula
barang emasmu seharga
nishab perak
وَحَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا
عَبْدُ الرَّحْمَنِ - يَعْنِى ابْنَ مَهْدِىٍّ - حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ إِسْمَاعِيلَ
بْنِ أُمَيَّةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ عَنْ يَحْيَى بْنِ عُمَارَةَ
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لَيْسَ فِى حَبٍّ وَلاَ تَمْرٍ صَدَقَةٌ
حَتَّى يَبْلُغَ خَمْسَةَ أَوْسُقٍ وَلاَ فِيمَا دُونَ خَمْسِ ذَوْدٍ صَدَقَةٌ وَلاَ
فِيمَا دُونَ خَمْسِ أَوَاقٍ صَدَقَةٌ ».
Dari Abi Sa’id al Khudri bahwa Nabi saw berkata : Tidaklah
dikenakan zakat atas biji-bijian dan kurma sehingga sampai 5 (lima) wasaq. Dan
tidak dikenakan zakat kurang dari 5 awaq HR Muslim, Nasai, Ibnu Hibban, Ibnu
Khuzaimah, Baihaqi, Abdur Razaq, Abi Iwanah.
NISHAB STANDARD ZAKAT (PERUBAHAN DARI KETENTUAN NO.
7 DIATAS)
Yang menjadi standard zakat ialah emas murni (24 karat)
dengan berat 85 gram. Muktamar meng amanatkan kepada PP Muhammadiyah Majlis
Tarjih untuk menyusun konsepsi Islam tentang persoalan harta kekayaan.
Standar nishab zakat nuqud (uang) ialah emas murni (24
karat) dengan ukuran 85 gram (berdasar hasil penyelidikan terakhir bahwa 1
mitsqal emas sama dengan 4,25 gram). Karena pada zaman nabi saw nilai 200
dirham perak sama dengan 20 mitsqal. Dan dalam perhitungan sekarang telah
dipakai standar emas.
Putusan ini, sebagai koreksi putusan Muktamar Tarjih yang
mempergunakan perak sebagai standar.
8. Dan telah menjadi
milikmu genap 1 tahun
Dari Abdullah bin Muawiyah al Ghadhiri :
……وَأَعْطَى زَكَاةَ مَالِهِ طَيِّبَةً بِهَا
نَفْسُهُ رَافِدَةً عَلَيْهِ فِى كُلِّ عَامٍ ……..
…… memberikan zakat harta bendanya dengan ikhlas serta
berusaha memberikannya setiap tahun …….
HR Abu Daud, Thabrani, Baihaqi, Ibnu Abi Ashim.
9. Maka keluarkanlah
zakatnya yaitu seper empat puluhnya ( 2 ½ %).
Demikian pula barang perhiasanmu
dari pada emas dan perak.
حَدِيثِ عَمْرو بْن شُعَيْب عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدّه " أَنَّ
اِمْرَأَة مِنْ الْيَمَن أَتَتْ رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ,
وَمَعَهَا اِبْنَة لَهَا , وَفِي يَد اِبْنَتهَا مَسَكَتَانِ غَلِيظَانِ مِنْ ذَهَب
فَقَالَ لَهَا أَتُؤَدِّينَ زَكَاة هَذَا , قَالَ : أَيَسُرُّك أَنْ يُسَوِّرك اللَّه
بِهِمَا يَوْم الْقِيَامَة سِوَارَيْنِ مِنْ نَار , قَالَ : فَخَلَعَتْهُمَا , فَأَلْقَتْهُمَا
إِلَى النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَتْ : هُمَا لِلَّهِ وَلِرَسُولِهِ
Artinya : Hadits dari Amru bin Syu’aib dari ayahnya dari
kakeknya bahwa seorang perempuan dari Yaman datang menghadap Rasulullah saw
bersama seorang anak perempuan yang ditangannya dua gelang emas.
Bertanya nabi saw : Telah kamu keluarkan zakat barang ini ? Apakah kamu suka
kelak pada hari kiamat kamu diberi gelang dengan dua gelang dari api neraka?
Maka perempuan itu melepasnya dan
menyerahkan kedua benda itu kepada nabi seraya berkata : Kedua gelang
ini untuk Allah dan rasulnya. HR Ahmad, Abu Daud, Nasai, Baihaqi,
Thabrani, Daruqutni, al Humaidi
Dan berdasarkan surat
at Taubah 34
) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آَمَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ
النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ
الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ
أَلِيمٍ
34. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya
sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani
benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka
menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang
menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka
beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.
Dan berdasarkan
hadits Nabi saw :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ حَدَّثَنِى أَبِى حَدَّثَنَا عَلِىُّ
بْنُ عَاصِمٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُثْمَانَ بْنِ خُثَيْمٍ عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ
عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيدَ قَالَتْ دَخَلْتُ أَنَا وَخَالَتِى عَلَى النَّبِىِّ
-صلى الله عليه وسلم- وَعَلَيْهَا أَسْوِرَةٌ مِنْ ذَهَبٍ فَقَالَ لَنَا « أَتُعْطِيَانِ زَكَاتَهُ ». قَالَتْ فَقُلْنَا لاَ. قَالَ « أَمَا تَخَافَانِ
أَنْ يُسَوِّرَكُمَا اللَّهُ أَسْوِرَةً مِنْ نَارٍ أَدِّيَا زَكَاتَهُ »
Dari Asma’ binti Yazid dia
berkata : Saya bersama bibiku menghadap Nabi saw dan kami memakai gelang
dari emas. Maka nabi saw menegor : Apakah kamu sudah mengeluarkan zakatnya ?
Asma’ berkata : Kami menjawab : Belum. Maka nabi saw bersabda : Apakah kamu
tidak takut akan di gelangi oleh Allah
dengan gelang dari api (neraka)?, Bayarkanlah zakatnya.
HR Ahmad, Baihaqi dan Daruqutni
YANG MENERIMA BAGIAN
ZAKAT
10. Segerakanlah
pengeluaran zakat hartamu
حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ سَعِيدٍ عَنِ ابْنِ
أَبِى مُلَيْكَةَ أَنَّ عُقْبَةَ بْنَ الْحَارِثِ - رضى الله عنه - حَدَّثَهُ قَالَ
صَلَّى بِنَا النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - الْعَصْرَ ، فَأَسْرَعَ ثُمَّ دَخَلَ
الْبَيْتَ ، فَلَمْ يَلْبَثْ أَنْ خَرَجَ ، فَقُلْتُ أَوْ قِيلَ لَهُ فَقَالَ « كُنْتُ
خَلَّفْتُ فِى الْبَيْتِ تِبْرًا مِنَ الصَّدَقَةِ ، فَكَرِهْتُ أَنْ أُبَيِّتَهُ فَقَسَمْتُهُ
»
Uqbah bin Harits berkata : Nabi saw shalat Ashar
bersama kami, setelah selesai beliau segera masuk rumah, dan sebentar kemudian
beliau keluar. Maka saya bertanya atau ada orang yang bertanya kepada beliau.
Maka jawab beliau : Aku tinggalkan dirumah emas bagian zakat dan saya tidak
senang kalau barang itu bermalam di rumah, maka karena itu saya bagikan.
HR Bukhari
11. Kepada 8
(delapan) golongan yang berhak menerimanya, sebagaimana
yang tersebut dalam firman Allah di surat at Taubah 60 :
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ
عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ
اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
(60)
60. Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk
orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf
yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,
untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana[647].
Berdasarkan ayat
itu maka yang berhak menerima zakat ialah :
- Fakir
- Miskin
- Yang diserahi mengurus zakat (memungut dan membagikan).
- Muallaf (yang sedang diperlembut hatinya)
- Budak-budak belian (dalam usaha memerdekakan dirinya)
- Yang berhutang
- Sabilillah (membela agama Allah)
- Anak jalanan (yang kehabisan bekal dalam perjalanan yang tidak untuk ma’shiyat)
(Adapun
zakat Fithrah bagikanlah kepada orang-orang fakir dan miskin. Zakat itu boleh
kamu keluarkan sebelum waktunya).
Berdasarkan
hadits dari Ibnu Abbas ra :
وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ : { فَرَضَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ
مِنْ اللَّغْوِ ، وَالرَّفَثِ ، وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ ، فَمَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ
الصَّلَاةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ ، وَمَنْ أَدَّاهَا
بَعْدَ الصَّلَاةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنْ الصَّدَقَاتِ } رَوَاهُ أَبُو دَاوُد وَابْنُ
مَاجَهْ . وَصَحَّحَهُ الْحَاكِمُ
Dari Ibnu Abbas ra dia berkata : Rasulullah saw telah
mewajibkan zakat fithrah untuk mensucikan diri orang yang berpuasa dari perkataan sia-sia dan
busuk serta untuk memberi makan kepada orang-orang miskin. Maka siapa
yang melakukan sebelum shalat Id, itulah zkat yang diterima (maqbul).
Sedang yang melakukannya sesudah shalat Id, maka itu sekedar sedekah. HR
Abu Daud, Ibnu Majah dan Daruqutni. Kata al Hakim hadits ini shahih menurut
syarat Bukhari.
12. Utamakanlah
pemberian zakat itu kepada orang-orang dinegerimu
لأن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال لمعاذ بن جبل رضي الله عنه
في الزكاة خذها من أغنيائهم واجعلها في فقرائهم
Karena Rasulullah saw berkata kepada Mu’az bin Jabal
tentang zakat : Ambillah dari orang kaya mereka dan berikanlah kepada
orang-orang miskin mereka. HR Bukhari ?
Kata “mereka” menunjukkan kepada orang di negeri itu.
13. Dan sebaiknya kamu
berikan kepada kerabatmu
حَدَّثَنَا مُعَاذُ بن الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا
بِشْرُ بن الْمُفَضَّلِ، حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ، عَنْ حَفْصَةَ بنتِ سِيرِينَ، عَنْ
أُمِّ الرَّائِحِ بنتِ صُلَيْعٍ، عَنْ سَلْمَانَ بن عَامِرٍ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ:"إِنَّ الصَّدَقَةَ عَلَى الْمِسْكِينِ
صَدَقَةٌ، وَإِنَّهَا عَلَى ذِي الرَّحِمِ اثْنَتَانِ: صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ".
Dari Salman bin Amir bahwa Rasulullah saw berkata : Sesungguhnya
sedekah (zakat) kepada orang miskin hanya satu amal (sedekah), tetapi sedekah
kepada kerabat adalah 2 (dua) amal yaitu sedekah dan pengekal kekerabatan.
HR Ahmad, Ibnu Majah, Tirmizi, Nasai, Baihaqi, Abdur
Razak, al Hakim, Thabrani, Ibnu Hibban, As Sayuthi, ad Darimi, Daruqutni, al
Humaidi, al Baghawi.
وَحَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بن إِسْحَاقَ التُّسْتَرِيُّ ، حَدَّثَنَا
عُثْمَانُ بن أَبِي شَيْبَةَ ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بن نُمَيْرٍ ، قَالا : حَدَّثَنَا
حَجَّاجٌ ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ ، عَنْ أَيُّوبَ بن بَشِيرٍ ، عَنْ حَكِيمِ بن حِزَامٍ
، قَالَ : قِيلَ : يَا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ ؟ قَالَ
: " الصَّدَقَةُ عَلَى ذِي الرَّحِمِ الْكَاشِحِ ".
Dari
Hakimbin Hizam dia berkata : Ditanyakan orang kepada Rasulullah saw sedekah
mana yang paling afdhal ? Rasul menjawab : Sedekah kepada keluarga yang
memusuhi (dalam hati)
HR
Ahmad, Baihaqi, Ibnu Abi Ashim, al Hakim, Thabrani, Ibnu Khuzaimah, al Qudha’i,
Ad Darimi, al Humaidi. ( ini bukan dari HPT)
أَخْبَرَنَا بِشْرُ بْنُ خَالِدٍ قَالَ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ عَنْ
شُعْبَةَ عَنْ سُلَيْمَانَ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ عَنْ زَيْنَبَ
امْرَأَةِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلنِّسَاءِ
تَصَدَّقْنَ وَلَوْ مِنْ حُلِيِّكُنَّ قَالَتْ وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ خَفِيفَ ذَاتِ
الْيَدِ فَقَالَتْ لَهُ أَيَسَعُنِي أَنْ أَضَعَ صَدَقَتِي فِيكَ وَفِي بَنِي أَخٍ
لِي يَتَامَى فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ سَلِي عَنْ ذَلِكَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَإِذَا عَلَى بَابِهِ امْرَأَةٌ مِنْ الْأَنْصَارِ يُقَالُ لَهَا زَيْنَبُ تَسْأَلُ
عَمَّا أَسْأَلُ عَنْهُ فَخَرَجَ إِلَيْنَا بِلَالٌ فَقُلْنَا لَهُ انْطَلِقْ إِلَى
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَلْهُ عَنْ ذَلِكَ وَلَا تُخْبِرْهُ
مَنْ نَحْنُ فَانْطَلَقَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ مَنْ هُمَا قَالَ زَيْنَبُ قَالَ أَيُّ الزَّيَانِبِ قَالَ زَيْنَبُ امْرَأَةُ
عَبْدِ اللَّهِ وَزَيْنَبُ الْأَنْصَارِيَّةُ قَالَ نَعَمْ لَهُمَا أَجْرَانِ أَجْرُ
الْقَرَابَةِ وَأَجْرُ الصَّدَقَةِ
Dari
Amru bin Harits dari Zainab isteri Abdullah dia berkata : Rasulullah saw
berkata kepada para wanita : Bersedekahlah kamu walaupun dari perhiasanmu. Dan
berkata Zainab : Abdullah itu seorang yang ringan tangan. Maka Zainab berkata :
Bisakah engkau menolongku bahwa saya meletakkan sedekah saya padamu dan untuk
anak saudara saya yang yatim. Abdullah berkata : Tanyalah hal itu kepada
Rasulullah saw. Dia berkata : Saya mendatangi nabi saw dan dipintunya ada
seorang wanita Anshar yang juga dipanggil Zainab, dan dia juga akan bertanya
sama dengan pertanyaan ku. Maka keluar Bilal , dan kami berkata kepadanya :
Pergilah kepada Rasulullah dan tanyakan tentang pertanyaan pertanyaan itu, dan
jangan katakana siapa kami. Maka Bilal menemui Rasul . Rasul bertanya
kepadanya, Siapa mereka (yang diluar itu) ? Jawab Bilal Zainab isteri Abdullah
dan Zainab orang Anshar. Nabi menjawab : Ya, bagi keduanya dua pahala, yaitu pahala
kerabat dan pahala sedekah.
HR
Bukhari, Muslim, Ahmad, Nasai, ad Darimi, Ibnu Hibban, Baihaqi, al Hakim,
Thabrani, Abi Iwanah, Ibnu Khuzaimah, at Thayalisi.
14. Dan jangan diberikan
kepada keluarga Bani Hasyim (kerabat nabi dan
keturunannya) dan jangan pula kepada
budak-budak mereka.
أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ : مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ فُورَكَ
أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ الأَصْبَهَانِىُّ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ
حَبِيبٍ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِىُّ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنِ الْحَكَمِ
عَنِ ابْنِ أَبِى رَافِعٍ عَنْ أَبِى رَافِعٍ : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- بَعَثَ رَجُلاً مِنْ بَنِى مَخْزُومٍ عَلَى الصَّدَقَةِ فَقَالَ لأَبِى رَافِعٍ
: اصْحَبْنِى كَيْمَا نُصِيبُ مِنْهَا قَالَ : لاَ حَتَّى آتِىَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- فَأَسْأَلَهُ فَانْطَلَقَ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَسَأَلَهُ
فَقَالَ :« إِنَّ الصَّدَقَةَ لاَ تَحِلُّ لَنَا وَإِنَّ مَوْلَى الْقَوْمِ مِنْ أَنْفُسِهِمْ
».
Dari
Abi Rafi’ bahwa Rasulullah saw mengutus seorang laki-laki dari Bani Makhzum
memungut zakat. Maka dia berkata kepada Abi Rafi’ : temanilah saya supaya kita
dapat bagian darinya. Dia (Abi Rafi’) berkata : Tidak, sampai saya berjumpa
dengan Rasulullah saw. Maka dia mau bertanya dan berjalan kepada nabi saw dan ditanyanya.
Nabi menjawab : Sesungguhnya zakat itu tidak halal bagi kita dan budak suatu
kaum sama dengan dengan mereka. HR
Ahmad, Nasai, Tirmizi, Ibnu Abi Syaibah, Baihaqi, al Hakim, Thabrani, at
Thayalisi, as Sayuthi, al Baghawi.
BEBERAPA MASALAH SEKITAR
ZAKAT (hal. 362 – 364)
1. HAL ZAKAT DAN PAJAK
Apakah membayar pajak telah mencakup kewajiban
mengeluarkan zakat ?
Jawab : Zakat dan pajak adalah 2 kewajiban yang
masing-masing berdiri sendiri-sendiri. Sebab itu membayar satu dari dua itu,
tidaklah menggugurkan kewajiban yang lain.
Zakat dan pajak adalah 2 kewajiban yang masing-masing
berdiri sendiri-sendiri. Karena zakat adalah suatu kewajiban yang diwajibkan
oleh Allah, yang ditentukan kadarnya dan ditentukan pula siapa yang berhak
menerimanya. Sedang pajak adalah suatu kewajiban yang ditentukan oleh Negara.
2. PEMINDAHAN ZAKAT
Hasil pengumpulan zakat harus dibagikan kepada yang berhak
menerima di daerah pemungutannya. Jika dipandang perlu dapat dipindahkan ke
lain daerah.
Hasil pengumpulan zakat jika dipandang perlu dapat
dipindahkan ke lain daerah. Hal ini karena adanya aneka pemikiran tentang
prosedur pembagian zakat di zaman salaf (zaman sahabat, tabi’in dan tabiit
tabi’in).
Ada yang mempergunakan hadits :
فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً
تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ فَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ
Maka kabarkanlah
kepada mereka sesungguhnya Allah mewajibkan zakat kepada mereka yang
diambil dari orang kaya mereka dan diserahkan kepada orang miskin mereka.
Hadits ini dijadikan sebagai dalil tidak diperbolehkannya
zakat dibagi kelain daerah dari pada tempat pemungutannya, dengan alasan dhamir
“him” diartikan “ahlul balad” = penduduk negeri itu.
Disamping itu ada yang mempergunakannya justru sebagai
dalil untuk diperbolehkannya dibagi ke lain daerah dari pada tempat
pemungutannya, dengan alasan “him” diartikan “al muslimun”.
Maka asal dibagikan kepada kaum muslimin dimanapun mereka
berada, tidak ada halangannya. Hal ini diperkuat dengan hadits riwayat an Nasai
dari Abdullah bin Hilal as Tsaqafi.
أَخْبَرَنَا
عَمْرُو بْنُ مَنْصُورٍ وَمَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ
قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مَيْسَرَةَ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْأَسْوَدِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ هِلَالٍ الثَّقَفِيِّ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ كِدْتُ أُقْتَلُ بَعْدَكَ فِي عَنَاقٍ أَوْ شَاةٍ مِنْ الصَّدَقَةِ فَقَالَ
لَوْلَا أَنَّهَا تُعْطَى فُقَرَاءَ الْمُهَاجِرِينَ مَا أَخَذْتُهَا
Dari Abdullah bin Hilal as Tsaqafi dia berkata : Ada orang datang
kepada nabi lalu berkata : Aku hamper-hampir terbunuh sesudah engkau suruh
karena unta dan kambing sedekah (zakat). Bersabda nabi saw : Andaikata bukan
untuk diberikan kepada kaum muhajirin yang fakir niscaya tidak akan aku pungut.
HR Nasai
Dan hadits riwayat (ta’liq ) dari Mu’az.
أَخْبَرَنَا أَبُو سَعِيدِ بْنُ أَبِى عَمْرٍو حَدَّثَنَا
أَبُو الْعَبَّاسِ : مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِىِّ بْنِ
عَفَّانَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ
مَيْسَرَةَ عَنْ طَاوُسٍ قَالَ قَالَ مُعَاذٌ يَعْنِى ابْنَ جَبَلٍ بِالْيَمَنِ : ائْتُونِى
بِخَمِيسٍ أَوْ لَبِيسٍ آخُذْهُ مِنْكُمْ مَكَانَ الصَّدَقَةِ فَإِنَّهُ أَهْوَنُ عَلَيْكُمْ
، وَخَيْرٌ لِلْمُهَاجِرِينَ بِالْمَدِينَةِ.
Muaz bin Jabal berkata kepada penduduk Yaman. Berilah
kepadaku kain dan pakaian itu sebagai ganti zakat yang aku pungut, karena lebih
menyenangkan kepadamu dan lebih berguna bagi kaum muhajirin di Madinah. HR
Baihaqi.
3. MEMODALKAN ZAKAT
Zakat untuk dimodalkan tidak dibenarkan, kecuali dengan
izin mustahiqqin (yang berhak menerima zakat).
Masalah memodalkan zakat semula difahami dalam gambaran
pengumpulan dana zakat oleh lembaga untuk diperkembangkan melalui usaha
bersama, dan keuntungannya diterimakan (mungkin dalam jumlah berganda) dalam
waktu kemudian kepada yang berhak menerimanya melalui orang-orang tertentu. Hal
yang demikian dianggapnya suatu cara yang lebih bermanfaat dan maslahat dari
pada cara-cara selama masa lampau.
Muktamar Tarjih hanya dapat mempertimbangkan dari segi
akad serah terima dalam bidang muamalat yang dalam hal ini tidak difahami
syarat-syarat akadnya yang sah yang harus ada pada pemindahan hak milik dari
orang pertama kepada orang kedua. Unsur kerelaan harus dirintis jelas-jelas
dalam proses yang dimaksudkan. Itulah yang dimaksudkan oleh putusan Muktamar
Tarjih.
4. MUHAMMADIYAH SEBAGAI AMIL ZAKAT
er
Muhammadiyah sebagai amil zakat tidak ada halangannya.
Bahwa yang dimaksud dalam hak amil ialah hak pengurusannya, sehingga suatu
badan/organisasi tidak ada halangan untuk menjadi amil zakat.
5. NISHAB STANDARD ZAKAT
Yang menjadi standard zakat ialah emas murni (24 karat)
dengan berat 85 gram. Muktamar meng amanatkan kepada PP Muhammadiyah Majlis
Tarjih untuk menyusun konsepsi Islam tentang persoalan harta kekayaan.
Standar nishab zakat nuqud (uang) ialah emas murni (24
karat) dengan ukuran 85 gram (berdasar hasil penyelidikan terakhir bahwa 1
mitsqal emas sama dengan 4,25 gram). Karena pada zaman nabi saw nilai 200
dirham perak sama dengan 20 mitsqal. Dan dalam perhitungan sekarang telah
dipakai standar emas.
Putusan ini, sebagai koreksi putusan Muktamar Tarjih yang
mempergunakan perak sebagai standar.
Ini bukan dari HPT
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ الدَّقَّاقُ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ الْفَضْلِ بْنِ سَلَمَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِى
شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَلِىُّ بْنُ هَاشِمٍ عَنِ ابْنِ أَبِى لَيْلَى عَنْ عَبْدِ الْكَرِيمِ
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه
وسلم- قَالَ « لَيْسَ فِى أَقَلَّ مِنْ خَمْسِ ذَوْدٍ شَىْءٌ وَلاَ فِى أَقَلَّ مِنْ
أَرْبَعِينَ مِنَ الْغَنَمِ شَىْءٌ وَلاَ فِى أَقَلَّ مِنْ ثَلاَثِينَ مِنَ الْبَقَرِ
شَىْءٌ وَلاَ فِى أَقَلَّ مِنْ عِشْرِينَ مِثْقَالاً مِنَ الذَّهَبِ شَىْءٌ وَلاَ فِى
أَقَلَّ مِنْ مِائَتَىْ دِرْهَمٍ شَىْءٌ وَلاَ فِى أَقَلَّ مِنْ خَمْسَةِ أَوْسُقٍ
شَىْءٌ وَالْعُشْرُ فِى التَّمْرِ وَالزَّبِيبِ وَالْحِنْطَةِ وَالشَّعِيرِ وَمَا سُقِىَ
سَيْحًا فَفِيهِ الْعُشْرُ وَمَا سُقِىَ بِالْغَرْبِ فَفِيهِ نِصْفُ الْعُشْرِ ».
Artinya : Dari Amru bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya
dari nabi saw beliau berkata : Tidak ada zakat pada yang kurang dari 5 zaud
(unta), dan tidak pula pada kambing yang kurang dari 40 ekor, dan tidak pula
pada lembu yang kurang dari 30 ekor, dan tidak pula pada emas yang kurang dari
20 mitsqal, dan tidak pula pada perak yang kurang dari 200 dirham, dan dan
tidak pula pada tanaman yang kurang dari 5 awsuq. Dan zakat itu pada tamar,
anggur kering, gandum. Kalau tadah hujan maka zakatnya sepersepuluh (10 %), dan
kalau dengan pengairan seperdua puluh (5 %).
HR Ibnu Abi Syaibah dan Daruqutni
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ قَالَ إِذَا كَانَتْ لَكَ مِائَتَا دِرْهَمٍ وَحَالَ عَلَيْهَا الْحَوْلُ
فَفِيهَا خَمْسَةُ دَرَاهِمَ وَلَيْسَ عَلَيْكَ شَيْءٌ يَعْنِي فِي
الذَّهَبِ حَتَّى يَكُونَ لَكَ عِشْرُونَ دِينَارًا فَإِذَا كَانَ لَكَ
عِشْرُونَ دِينَارًا وَحَالَ عَلَيْهَا الْحَوْلُ فَفِيهَا نِصْفُ
دِينَارٍ
Dari
Ali bin Abi Tholib dari Rosululloh bersabda : “Jika engkau memiliki 200
dirham dan sudah lewat satu tahun , maka wajib mengeluarkan zakat lima dirham. Dan engkau
tidak wajib mengeluarkan apapun sehingga engkau memiliki dua puluh dinar,
namun jika engkau memiliki dua puluh dinar dan sudah lewat satu tahun, maka
wajib mengeluarkan setengah dinar.”
(HR. Abu Dawud : 1558, Tirmidzi : 616, Nasa’i 5/37, Ibnu Majah : 1790
dengan sanad shohih sebagaimana dinyatakan oleh Imam Bukhori, al Hafidz Ibnu
Hajar dan al Albani)
Tambahan :
CARA MENGHITUNG DAN
MENGELUARKAN ZAKAT MENURUT BUKU FIQHUZ ZAKAH (HUKUM ZAKAT) OLEH DR YUSUF
QARDHOWI.
Menghitung zakat dagang (perniagaan).
Apabila sudah jatuh tempo berzakat, maka hitunglah
:
-
hitunglah berapa uang kontan.
-
hitunglah barang yang ada dan
hitung berapa nilai barang itu.
-
Hitunglah berapa piutang yang ada
pada orang lain (yang kemungkinan besar akan dibayarnya). Piutang yang
kemungkinan tidak akan dibayar, tetapi kemudian ternyata dibayarnya, maka
dimasukkan kepada perhitungan zakat tahun depan.
Semuanya dijumlahkan !
-
Kemudian keluarkan hutang.
-
Setelah dikurangi dengan hutang,
maka barulah dikeluarkan zakatnya sebanyak 2,5 % dari jumlah tersebut.
Yang diatas adalah bagi pedagang rutin.
Sedangkan bagi pedagang spekulan (umpamanya membeli
tanah atau rumah) kemudian menunggu sampai harga tanah atau rumah tersebut
naik. Zakatnya tidak setiap tahun, tetapi kapan dia menjual tanah/rumah
tersebut.
Spekulan disini tentulah bukan spekulan yang dilarang
pemerintah (seperti menumpuk BBM dan kemudian menjualnya dengan harga mahal).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar