HUKUM SHALAT GHAIB
Oleh : H.
Sufriadi Hasan Basri BA*
APAKAH SHALAT GHAIB ITU ?
Shalat ghaib adalah shalat jenazah dimana jenazahnya
tidak berada didepan kita, tapi ditempat yang relatif jauh dari tempat kita,
dan atau waktunya sudah beberapa lama setelah kematian. Caranya sama dengan
shalat jenazah yang biasa yaitu 4 (empat) kali takbir, tanpa rukuk dan
sujud.
PERNAHKAH RASULULLAH SAW
MELAKSANAKAN SHALAT GHAIB ?
Rasulullah saw pernah melaksanakan shalat ghaib diantaranya
terhadap Najasyi, pemimpin Negara Habsyah atau Habasyah atau
Habsyi. Sekarang disebut Ethiopia
dengan ibu kotanya Addis Ababa ,
yaitu satu Negara yang terletak di benua Afrika. Waktu kaum muslimin hijrah
ke Habsyah maka disambut dengan baik oleh Najasyi, walaupun orang Quraisy
mengirimkan utusan supaya Najasyi mengusir kaum muslimin tersebut. Dan ternyata
Najasyi masuk Islam secara diam-diam dan rakyatnya tidak tahu tentang ke
islamannya.
حَدَّثَنِى عَبْدُ اللَّهِ
بْنُ أَبِى شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ عَنْ سَلِيمِ بْنِ حَيَّانَ حَدَّثَنَا سَعِيدُ
بْنُ مِينَاءَ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ - رضى الله عنهما أَنَّ النَّبِىَّ
- صلى الله عليه وسلم - صَلَّى
عَلَى أَصْحَمَةَ النَّجَاشِىِّ ، فَكَبَّرَ عَلَيْهِ أَرْبَعًا . تَابَعَهُ عَبْدُ الصَّمَد
Dari Jabir bin Abdillah ra bahwa nabi saw menshalatkan As
hamah Najasyi, maka beliau (nabi) bertakbir 4 kali. HR
Bukhari, Muslim, Ahmad, Tirmizi, Ibnu Majah, Baihaqi, Ibnu Abi Syaibah,
Thabrani
23حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ
قَتَادَةَ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ جَابِرٍ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ و قَالَ اسْمُ
النَّجَاشِيِّ أَصْحَمَةُ
Dari Jabir, dia menyebutkan hadits, dan mengatakan nama
Najasyi itu ialah Ash hamah
HR Baihaqi
وَأَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ
حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ : مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ
أَبِى طَالِبٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَطَاءٍ أَخْبَرَنَا سَعِيدٌ عَنْ
قَتَادَةَ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- لَمَّا بَلَغَهُ مَوْتُ النَّجَاشِىِّ قَالَ :« صَلُّوا عَلَى أَخٍ لَكُمْ مَاتَ بِغَيْرِ بِلاَدِكُمْ ». قَالَ فَصَلَّى عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- فَصَفَّنَا صُفُوفًا قَالَ جَابِرٌ : وَكُنْتُ فِى الصَّفِّ الثَّانِى أَوِ الثَّالِثِ
قَالَ وَكَانَ اسْمُ النَّجَاشِىِّ أَصْحَمَةَ. أَخْرَجَهُ الْبُخَارِىُّ مِنْ
وَجْهٍ آخَرَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِى عَرُوبَةَ مُخْتَصَرًا.
Dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah saw ketika
sampai kepadanya berita kematian Najasyi, maka Rasulullah saw berkata : “Shalatkanlah
saudaramu yang meninggal bukan di negerimu”. Berkata Jabir : Maka
Rasulullah saw menshalatkannya dan kami ber shaf-shaf. Jabir berkata : Saya
berada di shaf kedua atau ketiga. Dan berkata lagi Jabir : Nama Najasyi itu
ialah As hamah.
HR Baihaqi (hadits ini
juga diriwayatkan Bukhari dari jalan lain.)
23حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا ابْنُ
جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي عَطَاءٌ أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ تُوُفِّيَ الْيَوْمَ رَجُلٌ
صَالِحٌ مِنْ الْحَبَشِ هَلُمَّ فَصُفُّوا قَالَ فَصَفَفْنَا فَصَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَنَحْن
Dari Jabir bin Abdullah bahwa Nabi saw bersabda : Sungguh
telah wafat seorang laki-laki shaleh dari Habsyi, mari maka bershaflah. Jabir
berkata : Maka kami pun bershaf dan nabi saw melakukan shalat bersama kami. HR Ahmad
حَدَّثَنَا يُونُسُ حَدَّثَنَا
حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى عَلَى النَّجَاشِيِّ وَصَفَفْنَا خَلْفَهُ
صَفَّيْنِ
Dari Jabir bahwa Nabi saw menshalatkan Najasyi dan kami ber shaf dibelakangnya dua
shaf.
HR Ahmad
*Ketua Majlis Tarjih dan Tajdid
PDM Kota Binjai
dan Wakil Pimpinan Pesantren
Muhammadiyah Kwala Madu, serta anggota Komisi Fatwa MUI Binjai
23حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ حَمَّادٍ حَدَّثَنَا
يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ أَنَّ عَطَاءً حَدَّثَهُمْ
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى عَلَى أَصْحَمَةَ النَّجَاشِيِّ فَصَفَّنَا
وَرَاءَهُ فَكُنْتُ فِي الصَّفِّ الثَّانِي أَوْ الثَّالِثِ
Dari Jabir bin Abdullah al Anshari ra bahwa nabi saw men
shalatkan Ashamah Najasyi, maka kami ber shaf dibelakangnya, dan saya berada di
shaf ke dua atau ketiga. HR Bukhari
حَدَّثَنَا أَبُو الرَّبِيعِ
حَدَّثَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ جَابِرٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ مَاتَ النَّجَاشِيُّ مَاتَ الْيَوْمَ رَجُلٌ
صَالِحٌ فَقُومُوا فَصَلُّوا عَلَى أَخِيكُمْ أَصْحَمَةَ
Dari Jabir ra bahwa nabi saw berkata pada waktu wafatnya
Najasyi. Telah wafat seorang laki-laki shaleh, maka berdirilah kalian dan
shalatkanlah untuk saudaramu Ashamah.
HR Bukhari,
أَبُو بَكْرِ بْنُ عَن عَن
عَن عَن أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ إِنَّ النَّجَاشِيَّ قَدْ
مَاتَ فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ إِلَى
الْبَقِيعِ فَصَفَّنَا خَلْفَهُ وَتَقَدَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَكَبَّرَ أَرْبَعَ تَكْبِيرَات
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw berkata : Sesungguhnya
Najasyi telah wafat, maka Rasulullah saw keluar menuju Baqi’ kami bershaf
dibelakangnya dan rasulullah saw maju, maka beliau bertakbir 4 takbir. HR
Ibnu Majah, Ibnu Abi Syaibah
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ حَدَّثَنِى
أَبِى حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنِ الزُّهْرِىِّ
عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- صَلَّى عَلَى النَّجَاشِىِّ
فَكَبَّرَ أَرْبَعاً
Dari Abu Hurairah ra
bahwa Nabi saw menshalatkan Najasyi maka beliau bertakbir 4 kali.
HR Ahmad, Tirmizi, Ibnu
Majah
حديث أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، أَنَّ رَسُولَ اللهِ نَعَى النَّجَاشِيَّ فِي الْيَوْمِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ، خَرَجَ إِلَى الْمُصَلَّى فَصَفَّ بِهِمْ وَكَبَّرَ أَرْبَعًا أخرجه البخاري في: 23 كتاب الجنائز: 4 باب الرجل ينعى إلى أهل
الميت بنفسه
Dari
Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw mengumunkan kematian Najasyi pada hari dia
meninggal. Kemudian nabi pergi ke Mushalla maka beliau bershaf dengan mereka
(sahabat) dan bertakbir 4 kali. HR Bukhari, at Thahawi.
Kalau melihat hadits-hadits
diatas memang semuanya tentang Najasyi, tapi tentang bolehnya shalat
ghaib dibantu oleh hadits dibawah ini.
وَرَوَاهُ بِشْرُ بْنُ آدَمَ عَنْ أَبِى
عَاصِمٍ عَنْ سُفْيَانَ عَنِ الشَّيْبَانِىِّ عَنِ الشَّعْبِىِّ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
: أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- صَلَّى عَلَى قَبْرٍ بَعْدَ شَهْرٍ.
Dari as Sya’bi dari Ibnu Abbas
bahwa Nabi saw pernah shalat jenazah diatas sebuah kuburan sesudah sebulan
berlalu.
HR Baihaqi, Daruqutni
حَدَّثَنَا حَسَنُ بْنُ الرَّبِيعِ وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ قَالاَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ عَنِ الشَّيْبَانِىِّ
عَنِ الشَّعْبِىِّ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم صَلَّى عَلَى قَبْرٍ بَعْدَ مَا دُفِنَ فَكَبَّرَ
عَلَيْهِ أَرْبَعًا. قَالَ
الشَّيْبَانِىُّ فَقُلْتُ لِلشَّعْبِىِّ مَنْ حَدَّثَكَ بِهَذَا قَالَ الثِّقَةُ عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ. هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ حَسَنٍ وَفِى
رِوَايَةِ ابْنِ نُمَيْرٍ قَالَ انْتَهَى رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِلَى
قَبْرٍ رَطْبٍ فَصَلَّى عَلَيْهِ وَصَفُّوا خَلْفَهُ وَكَبَّرَ أَرْبَعًا. قُلْتُ لِعَامِرٍ
مَنْ حَدَّثَكَ قَالَ الثِّقَةُ مَنْ شَهِدَهُ ابْنُ عَبَّاسٍ.
Dari as Sya’bi bahwa Rasulullah
saw shalat diatas kuburan sesudah jenazahnya dikuburkan, maka beliau bertakbir
4 kali. Berkata as Syaibani : Saya bertanya kepada s Sya’bi siapa yang
menyampaikan ini ? As Sya’bi berkata : Orang yang bisa dipercaya yaitu Abdullah
bin Abbas. Lafaz hadits ini hasan.
HR Muslim, Ibnu Abi Syaibah, al
Baihaqi, Daruqutni, Thabrani
حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ أَخْبَرَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ أَبِى
إِسْحَاقَ الشَّيْبَانِىِّ عَنِ الشَّعْبِىِّ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضى الله
عنهما قَالَ مَاتَ إِنْسَانٌ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَعُودُهُ فَمَاتَ بِاللَّيْلِ فَدَفَنُوهُ لَيْلاً ، فَلَمَّا أَصْبَحَ أَخْبَرُوهُ فَقَالَ « مَا مَنَعَكُمْ أَنْ تُعْلِمُونِى » . قَالُوا كَانَ اللَّيْلُ فَكَرِهْنَا - وَكَانَتْ ظُلْمَةٌ
- أَنْ نَشُقَّ عَلَيْكَ . فَأَتَى قَبْرَهُ فَصَلَّى عَلَيْهِ
Dari
as Sya’bi, dari Ibnu Abbas ra dia berkata : Telah wafat seseorang dan
sebelum wafatnya Rasulullah pernah menjenguknya. Kemudian dia wafat disatu
malam, dan langsung mereka kuburkan malam itu. Ketika paginya mereka kabarkan
kepada Rasul, dan nabi saw berkata : Apa yang menghalangimu untuk
memberitahukan kepadaku ? Sahabat menjawab : Hari sudah malam dan gelap, maka
kami takut akan menyulitkanmu (ya rasulullah). Maka rasul mendatangi kuburannya
dan shalat diatasnya. HR
Bukhari, Abu Daud, Ibnu Majah, Baihaqi.
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ قَالَ
حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَبِى رَافِعٍ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَجُلاً أَسْوَدَ - أَوِ امْرَأَةً سَوْدَاءَ - كَانَ يَقُمُّ الْمَسْجِدَ ، فَمَاتَ ، فَسَأَلَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - عَنْهُ
فَقَالُوا مَاتَ . قَالَ « أَفَلاَ
كُنْتُمْ آذَنْتُمُونِى بِهِ دُلُّونِى عَلَى قَبْرِهِ » . - أَوْ قَالَ قَبْرِهَا - فَأَتَى قَبْرَهُ فَصَلَّى عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah ra bahwa seorang laki-laki hitam atau
perempuan hitam yang pekerjaannya menyapu mesjid meninggal dunia. Nabi saw bertanya tentang
keberadaannya, dan mereka (sahabat) mengatakan dia telah wafat. Nabi berkata :
Kenapa kalian tidak memberitahukan kepadaku ? Tolong tunjukkan kuburannya. Maka
nabi saw mendatangi kuburannya dan shalat diatas kuburan itu..
HR Bukhari, Ahmad, Abu Daud,
Baihaqi.
وَرَوَاهُ بِشْرُ بْنُ آدَمَ عَنْ أَبِى
عَاصِمٍ عَنْ سُفْيَانَ عَنِ الشَّيْبَانِىِّ عَنِ الشَّعْبِىِّ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
: أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- صَلَّى عَلَى قَبْرٍ بَعْدَ شَهْرٍ.
Dari as Sya’bi dari Ibnu Abbas
bahwa Nabi saw pernah shalat jenazah diatas sebuah kuburan sesudah sebulan
berlalu. HR Baihaqi, Daruqutni
Maka berdasarkan hadits-hadits diatas
penulis berpendapat bahwa shalat ghaib di bolehkan, apalagi kepada
orang-orang Islam yang meninggal ditempat yang tidak ada orang Islamnya.
Disamping ada qaidah ushul Fiqh yang berbunyi :
الدليل
بعموم اللفظ لا بخصوص السبب
“Dalil itu berdasarkan umumnya lafaz, tidak karena khusus
sebabnya”. Artinya walaupun dalilnya hanya tentang Najasyi, tetapi dia
bisa berlaku umum, atau berlaku juga untuk kasus lainnya.
Dan Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan bahwa sebagian ulama
menganjurkan dilaksanakannya sholat ghoib bagi orang yang banyak
memberikan manfaat dalam agama dengan harta, amalan, atau ilmunya.
Pesantren
Kwala Madu, 1 April 2013