Jumat, 31 Mei 2013

hukum shalat ghaib


HUKUM SHALAT GHAIB
  Oleh : H. Sufriadi Hasan Basri BA*

APAKAH SHALAT GHAIB ITU ?
Shalat ghaib adalah shalat jenazah dimana jenazahnya tidak berada didepan kita, tapi ditempat yang relatif jauh dari tempat kita, dan atau waktunya sudah beberapa lama setelah kematian. Caranya sama dengan shalat jenazah yang biasa yaitu 4 (empat) kali takbir, tanpa rukuk dan sujud.

PERNAHKAH RASULULLAH SAW MELAKSANAKAN SHALAT GHAIB ?

Rasulullah saw pernah melaksanakan shalat ghaib diantaranya terhadap Najasyi, pemimpin Negara Habsyah atau Habasyah atau Habsyi. Sekarang disebut Ethiopia dengan ibu kotanya Addis Ababa, yaitu satu Negara yang terletak di benua Afrika. Waktu kaum muslimin hijrah ke Habsyah maka disambut dengan baik oleh Najasyi, walaupun orang Quraisy mengirimkan utusan supaya Najasyi mengusir kaum muslimin tersebut. Dan ternyata Najasyi masuk Islam secara diam-diam dan rakyatnya tidak tahu tentang ke islamannya.

حَدَّثَنِى عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ عَنْ سَلِيمِ بْنِ حَيَّانَ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مِينَاءَ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ - رضى الله عنهما أَنَّ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - صَلَّى عَلَى أَصْحَمَةَ النَّجَاشِىِّ ، فَكَبَّرَ عَلَيْهِ أَرْبَعًا . تَابَعَهُ عَبْدُ الصَّمَد

Dari Jabir bin Abdillah ra bahwa nabi saw menshalatkan As hamah Najasyi, maka beliau (nabi) bertakbir 4 kali.    HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Tirmizi, Ibnu Majah, Baihaqi, Ibnu Abi Syaibah, Thabrani

23حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ جَابِرٍ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ و قَالَ اسْمُ النَّجَاشِيِّ أَصْحَمَةُ

Dari Jabir, dia menyebutkan hadits, dan mengatakan nama Najasyi itu ialah Ash hamah
HR  Baihaqi

وَأَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ : مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَبِى طَالِبٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَطَاءٍ أَخْبَرَنَا سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَمَّا بَلَغَهُ مَوْتُ النَّجَاشِىِّ قَالَ :« صَلُّوا عَلَى أَخٍ لَكُمْ مَاتَ بِغَيْرِ بِلاَدِكُمْ ». قَالَ فَصَلَّى عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَصَفَّنَا صُفُوفًا قَالَ جَابِرٌ : وَكُنْتُ فِى الصَّفِّ الثَّانِى أَوِ الثَّالِثِ قَالَ وَكَانَ اسْمُ النَّجَاشِىِّ أَصْحَمَةَ. أَخْرَجَهُ الْبُخَارِىُّ مِنْ وَجْهٍ آخَرَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِى عَرُوبَةَ مُخْتَصَرًا.

Dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah saw ketika sampai kepadanya berita kematian Najasyi, maka Rasulullah saw berkata : “Shalatkanlah saudaramu yang meninggal bukan di negerimu”. Berkata Jabir : Maka Rasulullah saw menshalatkannya dan kami ber shaf-shaf. Jabir berkata : Saya berada di shaf kedua atau ketiga. Dan berkata lagi Jabir : Nama Najasyi itu ialah As hamah.
HR Baihaqi (hadits ini juga diriwayatkan Bukhari dari jalan lain.)

23حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي عَطَاءٌ أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ تُوُفِّيَ الْيَوْمَ رَجُلٌ صَالِحٌ مِنْ الْحَبَشِ هَلُمَّ فَصُفُّوا قَالَ فَصَفَفْنَا فَصَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَنَحْن

Dari Jabir bin Abdullah bahwa Nabi saw bersabda : Sungguh telah wafat seorang laki-laki shaleh dari Habsyi, mari maka bershaflah. Jabir berkata : Maka kami pun bershaf dan nabi saw melakukan shalat bersama kami.       HR Ahmad

حَدَّثَنَا يُونُسُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى عَلَى النَّجَاشِيِّ وَصَفَفْنَا خَلْفَهُ صَفَّيْنِ

Dari Jabir bahwa Nabi saw menshalatkan  Najasyi dan kami ber shaf dibelakangnya dua shaf.
HR  Ahmad

*Ketua Majlis Tarjih dan Tajdid PDM Kota Binjai dan Wakil Pimpinan Pesantren
  Muhammadiyah Kwala Madu, serta anggota Komisi Fatwa MUI Binjai

23حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ حَمَّادٍ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ أَنَّ عَطَاءً حَدَّثَهُمْ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى عَلَى أَصْحَمَةَ النَّجَاشِيِّ فَصَفَّنَا وَرَاءَهُ فَكُنْتُ فِي الصَّفِّ الثَّانِي أَوْ الثَّالِثِ
Dari Jabir bin Abdullah al Anshari ra bahwa nabi saw men shalatkan Ashamah Najasyi, maka kami ber shaf dibelakangnya, dan saya berada di shaf ke dua atau ketiga.       HR Bukhari


حَدَّثَنَا أَبُو الرَّبِيعِ حَدَّثَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ مَاتَ النَّجَاشِيُّ مَاتَ الْيَوْمَ رَجُلٌ صَالِحٌ فَقُومُوا فَصَلُّوا عَلَى أَخِيكُمْ أَصْحَمَةَ
Dari Jabir ra bahwa nabi saw berkata pada waktu wafatnya Najasyi. Telah wafat seorang laki-laki shaleh, maka berdirilah kalian dan shalatkanlah untuk saudaramu Ashamah.     HR Bukhari,


أَبُو بَكْرِ بْنُ عَن عَن عَن عَن أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ النَّجَاشِيَّ قَدْ مَاتَ فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ إِلَى الْبَقِيعِ فَصَفَّنَا خَلْفَهُ وَتَقَدَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَبَّرَ أَرْبَعَ تَكْبِيرَات

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw berkata : Sesungguhnya Najasyi telah wafat, maka Rasulullah saw keluar menuju Baqi’ kami bershaf dibelakangnya dan rasulullah saw maju, maka beliau bertakbir 4 takbir.           HR  Ibnu Majah, Ibnu Abi Syaibah

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ حَدَّثَنِى أَبِى حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنِ الزُّهْرِىِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- صَلَّى عَلَى النَّجَاشِىِّ فَكَبَّرَ أَرْبَعاً

Dari Abu Hurairah ra bahwa Nabi saw menshalatkan Najasyi maka beliau bertakbir 4 kali.
HR Ahmad, Tirmizi, Ibnu Majah

حديث أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، أَنَّ رَسُولَ اللهِ نَعَى النَّجَاشِيَّ فِي الْيَوْمِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ، خَرَجَ إِلَى الْمُصَلَّى فَصَفَّ بِهِمْ وَكَبَّرَ أَرْبَعًا       أخرجه البخاري في: 23 كتاب الجنائز: 4 باب الرجل ينعى إلى أهل الميت بنفسه

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw mengumunkan kematian Najasyi pada hari dia meninggal. Kemudian nabi pergi ke Mushalla maka beliau bershaf dengan mereka (sahabat) dan bertakbir 4 kali.          HR Bukhari, at Thahawi.

Kalau melihat hadits-hadits diatas memang semuanya tentang Najasyi, tapi tentang bolehnya shalat ghaib dibantu oleh hadits dibawah ini.

وَرَوَاهُ بِشْرُ بْنُ آدَمَ عَنْ أَبِى عَاصِمٍ عَنْ سُفْيَانَ عَنِ الشَّيْبَانِىِّ عَنِ الشَّعْبِىِّ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ : أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- صَلَّى عَلَى قَبْرٍ بَعْدَ شَهْرٍ.
Dari as Sya’bi dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw pernah shalat jenazah diatas sebuah kuburan sesudah sebulan berlalu.
HR Baihaqi, Daruqutni

حَدَّثَنَا حَسَنُ بْنُ الرَّبِيعِ وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ قَالاَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ عَنِ الشَّيْبَانِىِّ عَنِ الشَّعْبِىِّ   أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم صَلَّى عَلَى قَبْرٍ بَعْدَ مَا دُفِنَ فَكَبَّرَ عَلَيْهِ أَرْبَعًا. قَالَ الشَّيْبَانِىُّ فَقُلْتُ لِلشَّعْبِىِّ مَنْ حَدَّثَكَ بِهَذَا قَالَ الثِّقَةُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ. هَذَا لَفْظُ حَدِيثِ حَسَنٍ وَفِى رِوَايَةِ ابْنِ نُمَيْرٍ قَالَ انْتَهَى رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِلَى قَبْرٍ رَطْبٍ فَصَلَّى عَلَيْهِ وَصَفُّوا خَلْفَهُ وَكَبَّرَ أَرْبَعًا. قُلْتُ لِعَامِرٍ مَنْ حَدَّثَكَ قَالَ الثِّقَةُ مَنْ شَهِدَهُ ابْنُ عَبَّاسٍ.

Dari as Sya’bi  bahwa Rasulullah saw shalat diatas kuburan sesudah jenazahnya dikuburkan, maka beliau bertakbir 4 kali. Berkata as Syaibani : Saya bertanya kepada s Sya’bi siapa yang menyampaikan ini ? As Sya’bi berkata : Orang yang bisa dipercaya yaitu Abdullah bin Abbas. Lafaz hadits ini hasan.        HR Muslim, Ibnu Abi Syaibah, al Baihaqi, Daruqutni, Thabrani

حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ أَخْبَرَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ أَبِى إِسْحَاقَ الشَّيْبَانِىِّ عَنِ الشَّعْبِىِّ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضى الله عنهما قَالَ مَاتَ إِنْسَانٌ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَعُودُهُ فَمَاتَ بِاللَّيْلِ فَدَفَنُوهُ لَيْلاً ، فَلَمَّا أَصْبَحَ أَخْبَرُوهُ فَقَالَ « مَا مَنَعَكُمْ أَنْ تُعْلِمُونِى » . قَالُوا كَانَ اللَّيْلُ فَكَرِهْنَا - وَكَانَتْ ظُلْمَةٌ - أَنْ نَشُقَّ عَلَيْكَ . فَأَتَى قَبْرَهُ فَصَلَّى عَلَيْهِ

Dari as Sya’bi, dari Ibnu Abbas ra dia berkata : Telah wafat seseorang dan sebelum wafatnya Rasulullah pernah menjenguknya. Kemudian dia wafat disatu malam, dan langsung mereka kuburkan malam itu. Ketika paginya mereka kabarkan kepada Rasul, dan nabi saw berkata : Apa yang menghalangimu untuk memberitahukan kepadaku ? Sahabat menjawab : Hari sudah malam dan gelap, maka kami takut akan menyulitkanmu (ya rasulullah). Maka rasul mendatangi kuburannya dan shalat diatasnya.          HR Bukhari, Abu Daud, Ibnu Majah, Baihaqi.

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَبِى رَافِعٍ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَجُلاً أَسْوَدَ - أَوِ امْرَأَةً سَوْدَاءَ - كَانَ يَقُمُّ الْمَسْجِدَ ، فَمَاتَ ، فَسَأَلَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - عَنْهُ فَقَالُوا مَاتَ . قَالَ « أَفَلاَ كُنْتُمْ آذَنْتُمُونِى بِهِ دُلُّونِى عَلَى قَبْرِهِ » . - أَوْ قَالَ قَبْرِهَا - فَأَتَى قَبْرَهُ فَصَلَّى عَلَيْهِ

Dari Abu Hurairah ra bahwa seorang laki-laki hitam atau perempuan hitam yang pekerjaannya menyapu mesjid  meninggal dunia. Nabi saw bertanya tentang keberadaannya, dan mereka (sahabat) mengatakan dia telah wafat. Nabi berkata : Kenapa kalian tidak memberitahukan kepadaku ? Tolong tunjukkan kuburannya. Maka nabi saw mendatangi kuburannya dan shalat diatas kuburan itu..
HR  Bukhari, Ahmad, Abu Daud, Baihaqi.
  
وَرَوَاهُ بِشْرُ بْنُ آدَمَ عَنْ أَبِى عَاصِمٍ عَنْ سُفْيَانَ عَنِ الشَّيْبَانِىِّ عَنِ الشَّعْبِىِّ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ : أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- صَلَّى عَلَى قَبْرٍ بَعْدَ شَهْرٍ.

Dari as Sya’bi dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw pernah shalat jenazah diatas sebuah kuburan sesudah sebulan berlalu.               HR Baihaqi, Daruqutni
  
 Maka berdasarkan hadits-hadits diatas penulis berpendapat bahwa shalat ghaib di bolehkan, apalagi kepada orang-orang Islam yang meninggal ditempat yang tidak ada orang Islamnya.
Disamping ada qaidah ushul Fiqh yang berbunyi :
الدليل بعموم اللفظ لا بخصوص السبب 
Dalil itu berdasarkan umumnya lafaz, tidak karena khusus sebabnya”. Artinya walaupun dalilnya hanya tentang Najasyi, tetapi dia bisa berlaku umum, atau berlaku juga untuk kasus lainnya.

Dan Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan bahwa sebagian ulama menganjurkan dilaksanakannya sholat ghoib bagi orang yang banyak memberikan manfaat dalam agama dengan harta, amalan, atau ilmunya.

                                                                                    Pesantren Kwala Madu, 1 April 2013


                                                                                    Buya H. Sufriadi Hasan Basri